Lubuk Basung (RIAUMANDIRI.co)- Nelayan Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sejak dua minggu terakhir tidak bisa melaut akibat tingginya gelombang laut.
Salah seorang nelayan Tiku, Syamsul di Lubuk Basung, Rabu, mengatakan sudah dua minggu ini mereka tidak melaut, dan kapal mereka hanya ditambatkan di sepanjang Pantai Tiku agar tidak terseret gelombang.
Menurut dia cuaca yang buruk dan badai yang sering terjadi semenjak dua minggu terakhir menyebabkan gelombang tinggi sehingga berbahaya jika dipaksakan melaut. "Kalau dipaksakan akan berbahaya untuk keselamatan," katanya.
Untuk mengisi waktu luang para nelayan hanya memperbaiki jaring yang rusak sambil menunggu cuaca membaik.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam Ermanto mengatakan saat ini harga ikan mengalami kenaikan sekitar 30 persen dari Rp60.000 per ekor dengan berat sekitar 1,5 sampai dua kilogram, menjadi Rp100.000 per ekor.
Sementara untuk persediaan ikan di pasar tradisional Kabupaten Agam masih cukup karena pemasaran ikan di daerah itu sistem silang.
"Apabila persediaan ikan kurang di Kabupaten Agam, akan dipasok dari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, Sibolga Provinsi Sumatera Utara dan lainnya. Begitu juga sebaliknya, apabila pasokan ikan di Agam banyak akan dikirim ke daerah lain," katanya.
Ia menyebutkan naiknya harga ikan ini disebabkan pasokan dari nelayan lokal berkurang akibat kondisi cuaca dan gelombang besar. Para nelayan diimbau untuk menyandarkan kapalnya di sekitar Pulau Ujung dan Pulau Tengah, sehingga tidak dibawa arus air.(ant/ril)