JAKARTA(RIAUMANDIRI.co) - Tahukah kamu bahwa sosis telah ada sejak berabad-abad lalu? Menelisik sejarah makanan satu ini, kamu bisa memulainya dari dapur sosis Regensburg yang telah berdiri sejak 870 tahun lalu.
Sebagai situs warisan dunia yang diakui UNESCO, Regensburg terkenal sebagai pusat sejarah abad pertengahan yang meninggalkan ratusan bangunan.
Terletak 125 km ke arah utara Munich, terdapat peninggalan abad lama kota Regensburg. Tepatnya pada pertemuan tiga sungai, Danube, Naab dan Regen. Salah satu yang terbesar, berada di sebelah utara pegunungan Alpen.
Di situ, terdapat jembatan batu yang dikenal sebagai tempat wisata. Dibangun secara kontemporer pada abad ke-12 dan diberi tulisan 'dapur sosis yang bersejarah'. Tempat ini telah menyuguhkan sosis goreng kepada pengunjung selama hampir 900 tahun.
Diperkirakan pula sebagai restoran umum tertua di dunia yang buka secara terus-menerus. Kisah dapur sosis bersejarah ini dimulai dengan pembangunan jembatan batu di tahun 1135.
Sebelum konstruksi dimulai, terdapat sebuah jembatan kayu di Danube. Atau tepatnya 100 meter di sebelah timur jembatan. Tapi sayangnya, jembatan ini tidak mampu menampung lintasan air dan rentan terhadap banjir.
Lalu, diputuskan untuk mengganti jembatan kayu dengan jembatan batu. Dibangun selama sebelas tahun, hingga selesai di tahun 1146 dan menjadi satu-satunya jembatan sungai yang terdapat di Regensburg selama kurang lebih 800 tahun.
Selama pembangunan jembatan, terdapat bangunan kecil yang melekat di dinding kota sebagai kantor rekonstruksi. Setelah jembatan selesai dibangun, kantor tersebut ikut ditutup namun dimanfaatkan menjadi restoran bernama 'Garkuecheauf dem Kranchen'.
Selama berabad-abad kemudian, kedai ini menyediakan daging rebus untuk para pelaut dan staf pekerja di sekitarnya. Namun, lama-kelamaan daging rebus tergantikan oleh sosis halus tanpa diketahui kapan pastinya.
Namun, transisi ini diyakini terjadi menjelang akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19 ketika restoran diambil alih oleh pemilik baru. Sosis bakar disajikan dengan gulungan yang dibumbui biji jintan, asinan kubis dan mustard yang kemudian menjadi hidangan utama hingga saat ini.
Dapur sosis bersejarah ini bergeser menempati bangunan lain, tak jauh dari lokasi aslinya sejak abad ke 17. Sebanyak 6 ribu sosis disajikan setiap hari. Selama liburan musim panas, akan disediakan bangku-bangku dan meja tambahan di depan gedung kecil. (mer/ivn)