JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Sistem operasi Android tidak tergoyahkan sebagai penguasa pasar smartphone. Dimana menurut data IDC untuk kuartal II 2016, pasar pangsa smartphone dikuasai 87 persen oleh sistem operasi Android.
Malware Android sendiri tidak berhenti memecahkan rekor negatif, setelah memecahkan rekor baru di tahun 2015 dengan jumlah total malware Android baru lebih dari 2,3 juta malware baru. Ahli sekuriti G Data memperkirakan pada akhir 2016 rekor tersebut akan dipecahkan dan muncul rekor baru dimana lebih dari 4 juta malware baru Android akan mengancam pengguna Android.
Sampai semester I 2016 sampel malware Android mengalami peningkatan sebesar 29% (1.723.265) dibandingkan semester II 2015 (1.332.839). Dengan jumlah malware sebesar ini, jika dibagi 182 hari (6 bulan) maka rata-rata setiap hari muncul 9,468 malware Android baru atau 1 malware baru setiap 9 detik.
Adapun jumlah total malware unik yang dikumpulkan oleh G Data dari tahun 2011 sampai hari ini berjumlah lebih dari 7 juta. Angka 1.723.265 malware baru didapatkan dari total malware yang dikumpulkan oleh lab G Data setiap bulan dimana bulan Februari merupakan bulan dengan sampel malware tertinggi sebanyak 460.837 malware baru, bulan April merupakan bulan dengan sampel malware terendah dengan total malware "hanya" 166.829. Namun dari bulan April – Juni trend malware Android baru mengalami peningkatan yang konstan dan diperkirakan akan terus meningkat sampai akhir tahun 2016
1. Malvertising
Banyak jalan menuju Roma, begitu kata pepatah. Banyak cara beriklan dan para pemilik aplikasi berlomba-lomba mencari cara yang unik untuk menarik pengguna smartphone menggunakan aplikasinya.
Kalau cara yang digunakan masih etis atau kreatif harusnya tidak menjadi masalah dan perlu didukung. Tetapi jika vendor pemilik apps yang mungkin kurang kontrol pada metode penyebaran iklan aplikasinya dan salah pilih (baik sengaja atau tidak) agen periklanan lalu menggunakan cara-cara yang tidak etis seperti menakut-nakuti pengguna smartphone atau lebih parah lagi membohongi dengan data palsu tentunya hal ini perlu diwaspadai dan aplikasi vendor seperti ini pun perlu dihindari. (lihat gambar 3 di bawah ini)
Malvertising ini ditengarai sudah marak berjalan sejak tahun 2015 dan berusaha menakut-nakuti pengguna smartphone dengan informasi palsu bahwa ponselnya terinfeksi virus supaya menginstal aplikasi yang di iklankannya.
Biang keladi dari malvertising ini adalah sistem "Pay Per Install". Pay per install adalah metode distribusi aplikasi dimana calon pengguna biasanya melihat iklan banner atau sejenisnya yang menawarkan aplikasi yang mungkin dibutuhkannya. Makin banyak instalasi aplikasi yang diiklankan, makin tinggi eksistensinya di apps store dan akan memancing lebih banyak lagi pengguna menginstal apps tersebut.
Namun rupanya sistem ini disalahgunakan oleh kriminal dengan memunculkan pesan palsu guna menakut-nakuti pengguna smartphone supaya menginstal aplikasi yang diiklankannya dan mereka mendapatkan keuntungan finansial per jumlah instalasi aplikasi yang terjadi.
2. VPN Melindungi Data dan Kantong Anda
Melihat kecenderungan di atas, tentunya perlindungan antivirus untuk smartphone Android sudah menjadi keharusan dan tidak bisa ditawar lagi. Pastikan Anda menggunakan program antivirus yang terpercaya dan tidak menggunakan cara-cara kotor dan tidak etis dalam mempromosikan produknya.
Selain itu, satu hal yang tidak bisa dihindari para pengguna smartphone adalah koneksi ke WiFi, baik yang gratis maupun WiFi pribadi. Anda bisa mendapatkan WiFi di kedai kopi, mal atau airport. Namun perlu anda ketahui bahwa data yang anda terima dan kirim melalui jaringan Wifi rentan disadap dan data tersebut perlu dilindungi dengan baik.
Aktivitas online banking dan online shopping yang mengalami peningkatan dilakukan melalui mobile banking ternyata juga tidak luput dari pengamatan kriminal dimana mereka mulai mengincar pengguna mobile banking dan mobile shoppling online. Dengan hanya mengunjungi situs yang dimanipulasi sudah cukup untuk menginfeksi perangkat yang diincar.
Karena itulah perlindungan atas data yang dikirimkan melalui perangkat smartphone sudah menjadi keharusan guna melindungi data privadi Anda. Salah satu metode perlindungan keamanan data yang teruji adalah VPN Virtual Private Network dimana data email, tansaksi bank, tansaksi online shopping dan browsing anda terlindungi dengan baik menurut standar industri tertinggi.
Bahkan beberapa layanan VPN yang terintegrasi dengan antivirus ini ternyata menyediakan kompresi atas data yang dikirimkan sehingga selain mengamankan data dengan enkripsi juga dapat menghemat kuota seluler Anda karena data yang dikirimkan melalui VPN akan berukuran lebih kecil.(dtk/ivn)