Pekanbaru (HR)-Satelit Terra dan Aqua memantau terdapat 4 titik api di wilayah Riau, berdasarkan update pertanggal 14 Februari 2015 pukul 16.00 WIB. Namun demikian, udara Kota Pekanbaru hingga sore ini masih diselimuti kabut tipis.
Meski ada titik sebaran dengan konfidens 70 persen, yang terpantau satelit, di Bengkalis 1 titik api, Siak 2 dan Pelalawan 2. Namun, alat pemantau PM10 terhitung ISPU 58, pada level sedang.
Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kebakaran Lahan dan Asap menyatakan kualitas udara di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau sejauh ini rata-rata berada pada 51-100 polutan standar indeks atau dikategorikan sedang (moderate).
Kondisi tersebut terekam pada Sabtu (13/2) pukul 07.00 WIB sesuai dengan hasil deteksi alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang berada di sejumlah wilayah meliputi Rumbai-Pekanbaru, Minas-Siak, Duri-Bengkalis, Dumai, Libo dan Petapahan.
Dari sejumlah wilayah memiliki alat ISPU tersebut, demikian catatan Satgas, terlihat bahwa hanya di Duri yang kualitas udaranya dinyatakan baik (good) karena polutan standar indeks berada antara 0-50 psi.
Sementara itu selebihnya dalam kondisi sedang dan tidak ada satupun menunjukkan tidak sehat atau berada di atas 101 psi.
Satgas juga menyatakan sejauh ini jarak pandang (visibilitas) masih normal dan cukup baik untuk aktivitas penerbangan.
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprakirakan kondisi cuaca di sejumlah wilayah di Provinsi Riau pada umumnya cerah hingga berawan, potensi hujan berintensitas ringan-sedang dan bersifat lokal terjadi sore atau malam hari terjadi di wilayah Riau bagian Tengah dan Barat.
"Untuk arah angin bertiup dari arah Bara Laut sampai dengan Timur, kecepatan berkisar 0,5 hingga 15 knot atai 0,9-29 kilometer per jam," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.
Sebelumnya, BMKG menyatakan Satelit Modis menggunakan Sensor Terra dan Aqua kembali mendeteksi pertambahan jumlah titik panas (hotspot) di Riau pada Jumat (13/2) sebelumnya.
"Sebelumnya sempat berkurang dari 37 titik pada Rabu (11/2) menjadi hanya 17 titik pada Kamis (12/2). Namun Jumat pagi bertambah lagi menjadi 65 titik panas," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.
Untuk 65 titik panas yang belum dapat dipastikan seluruhnya merupakan titik kebakaran lahan kata dia tersebar di sejumlah wilayah seperti di Kabupaten Rokan Hilir yakni satu titik, kemudian di Kepulauan Meranti terdapat dua titik.
Selanjutnya di Kabupaten Pelalawan ada empat titik, Siak ada enam titik, Indragiri Hilir terdapat sembilan titik panas, dan terbanyak masih di sekitar Kabupaten Bengkalis dengan 43 "hotspot".
3 Heli
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis, membutuhkan tiga unit helikopter guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang saat ini terus terjadi dan meluas.
"Kondisi geografis Kabupaten Bengkalis tersebar di Pulau Rupat, Pulau Bengkalis dan daratan Sumatera, kemudian keberadaan titik api yang sulit dijangkau melalui jalur darat membuat kita harus menyiagakan idealnya tiga unit helikopter," kata Kepala Bidang Damkar BPBD Bengkalis Suiswantoro dihubungi, Sabtu (14/2).
Ia mengatakan saat ini telah beroperasi satu unit helikopter atas bantuan dari perusahaan swasta yang beroperasi di Kabupaten Bengkalis.
Helikopter yang beroperasi tersebut, lanjutnya, dipusatkan di wilayah Kecamatan Bukit Batu, Desa Buruk Bakul karena berdampingan dengan area perkebunan perusahaan yang dimaksud. Dengan pemadaman menggunakan helikopter hasilnya Karhutla yang sebelumnya meluas, telah dapat diatasi.
"Helikopter bantuan perusahaan tersebut sudah beroperasi selama tiga hari ini, dan Alhamdulillah hasilnya sudah terlihat karena api sudah berkurang secara nyata," ujarnya.
Namun, ia mengungkapkan sebaiknya BNPB atau BPBD Provinsi agar dapat membantu menyediakan lagi helikopter karena titik kebakaran di Pulau Rupat dan Bengkalis belum sepenuhnya teratasi.
Ia mengkhawatirkan kebakaran kembali terjadi mengingat saat ini Kabupaten Bengkalis sedang mengalami cuaca yang cukup panas.(ant/yuk)