RIAUMANDIRI.co - Perkembangan teknologi harus diakui sangat dinamis dan berubah dengan cepat. Teknologi yang ada lima tahun lalu terkadang dipandang sudah kuno jika dibandingkan dengan teknologi saat ini. Hal itu dapat menjadi indikasi bahwa teknologi saat ini juga dapat digantikan dengan teknologi lain yang lebih maju di masa depan. Paling tidak akan ada inovasi yang lebih lanjut dari teknologi tersebut.
Oleh karena itu, berikut kami berikan daftar teknologi yang kemungkinan besar akan hilang dalam beberapa tahun mendatang, seperti dikutip dari laman Tech Crunch, Jumat (8/1/2016)
1. Uang kertas, cek, kartu kredit, dan ATM
Untuk saat ini penggunaan uang kertas, cek, kartu kredit, dan ATM dalam melakukan sebuah transaksi memang masih sangat umum dilakukan. Namun, tak lama lagi hal tersebut diperkirakan akan segera berubah. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah kecenderungan pengguna untuk mulai bertransaksi secara online, mulai dari transfer uang, pembayaran tagihan, termasuk pembelian. Hal ini juga didukung oleh penyedia layanan perbankan yang menyediakan layanan tersebut.
Dari segi kuantitas, pelanggan bank secara online pun jauh meningkat, salah satunya di Amerika Serikat. Laporan terbaru The Unbanked Generation menemukan bahwa ada kurang lebih 94 persen nasabah yang berumur di bawah 35 tahun menggunakan bank online.
2. USB Flash Drive
Perubahan teknologi perangkat penyimpanan juga sangat cepat. Peralihan dari disket ke USB Flash Drive nyatanya tidak membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, untuk saat ini USB Flash Drive masih menjadi pilihan utama pengguna untuk melakukan transfer data atau file.
Kendati demikian, ternyata keberadaan USB Flash Drive saat ini mulai terganggu oleh kehadiran penyimpanan file berbasis komputasi awan. Salah satunya adalah penawaran dari beberapa penyedia, seperti Apple, Box, Dropbox, Google, dan Microsoft berhasil menarik banyak pengguna untuk mulai beralih ke layanan tersebut.
Tak hanya kapasitas penyimpanan yang besar, kemudahan bertukar data juga jadi keunggulan layanan penyimpanan data berbasis cloud. Pengguna cukup mengirim data yang ingin dibagi tanpa perlu repot-repot bertemu langsung untuk menyerahkan USB flash drive. Selain itu, pengguna smartphone yang diprediksi akan terus bertumbuh juga mendukung fenomena ini. Hal tersebut dimungkinkan karena layanan penyimpanan berbasis komputasi awan dapat diakses lintas perangkat mulai dari komputer, tablet, termasuk smarpthone.
3. Password
Saat ini password hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari akun media sosial, layanan email, sampai perangkat pribadi, semuanya dibekali dengan keamanan password. Namun, di sisi lain nyatanya password tidak selalu berhasil menjadi fitur keamanan yang mumpuni. Sebab, tidak jarang pengguna yang sudah didukung dengan password ekstra kuat masih berhasil diretas.
Untuk itu, teknologi biometrik disebut akan menjadi fitur keamanan generasi selanjutnya. Apalagi saat ini teknologi biometrik sudah jamak digunakan pada perangkat mobile.
Fitur seperti pengenal sidik jari, suara, dan wajah sudah mulai disematkan di perangkat-perangkat high-end. Oleh karena itu, beberapa analis memperkirakan bahwa biometrik akan dapat menggantikan bentuk password tradisional. Selain lebih pribadi, bentuk keamanan ini juga dapat digunakan untuk perangkat berbeda. Namun, perlu diketahui bahwa teknologi ini juga memiliki risiko keamanan tersendiri dan berbeda dari yang sudah ada saat ini.
4. Remot kontrol
Kehadiran perangkat dengan embel-embel 'smart' disebut akan jadi penyebab hancurnya penggunaan remot kontrol di masa depan. Masa Internet of Things yang diperkirakan akan hadir sebentar lagi bakal jadi hal mainstream di kehidupan berteknologi.
Dengan makin banyak perangkat yang terhubung dengan internet, akan mengubah cara manusia untuk berinteraksi. Sebab, semuanya dapat diatur hanya dengan satu pengendali saja. Untuk itu, menciptakan remot kontrol secara terpisah untuk masing-masing perangkat tidak lagi begitu penting di masa depan.
5. Dokumen dan surat perjanjian
Penggunaan kertas untuk kebutuhan kerja dan urusan perjanjian diprediksi juga akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh makin seringnya penggunaan dokumen berbasis komputasi awan untuk melakukan kegiatan bisnis.
Proses yang sering disebut sebagai 'cloud agreements' ini diperkirakan akan semakin menjadi hal yang populer. Sebab, selain lebih hemat biaya, penggunaan layanan komputasi awan juga lebih efisien. Tak hanya itu, soal keamanan, file di komputasi awan juga dapat langsung dibagi ke orang bersangkutan. Jadi, dipastikan file akan diterima tanpa perlu melewati perantara.(lp6/ivn)