RIAUMANDIRI.co - Kasus meledaknya smartphone Galaxy Note 7 memang menjadi preseden buruk bagi Samsung. Mereka memang sudah berusaha menyelesaikan permasalahan ini dengan melakukan penggantian baterai. Namun, siapa sangka kalau hal itu bukanlah solusi. Kasus meledaknya Galaxy Note 7 masih terjadi. Berbagai teori terkait penyebab utama kasus ini bermunculan.
Teori pertama datang dari Financial Times. Mereka mengungkapkan, kalau terjadinya kasus ledakan Galaxy Note 7 ini muncul karena adanya fitur fast charging pada ponsel tersebut. Penyematan fitur fast charging pada ponsel, menyebabkan prosesor bekerja terlalu keras.
Hal ini berimbas pada ponsel yang cepat panas. Dan, boom! Ponsel gampang meledak. Sebuah laporan dari New York Times mengungkapkan, bahwa Samsung sebenarnya tidak tahu menahu tentang penyebab utama smartphone Galaxy Note 7 meledak.
Pada saat proses penarikan kembali pertama, karyawan Samsung terhalang oleh tenggat deadline yang ketat. Akhirnya, mereka pun menyimpulkan kalau permasalahannya terletak pada baterai. Teori lain mengungkapkan kalau desain simetris pada Galaxy Note 7 menjadi penyebab terjadinya ledakan. Desain tersebut menjadikan ponsel Galaxy Note 7 gampang panas.
Di sisi lain, baterai yang dibuat oleh Samsung SDI punya ukuran terlalu besar. Walhasil, terjadi tekanan yang tidak normal pada ponsel. Kasus meledaknya smartphone Galaxy Note 7 memang benar-benar mencoreng merek ponsel Samsung. Terlebih mereka mengalami kerugian finansial yang tidak sedikit terkait kemunculan kasus ini. Di sisi lain, kasus meledaknya Galaxy Note 7 ini juga menjadi berkah tersendiri untuk para pesaing Samsung. Terutama Apple dengan produk iPhone 7 dan 7 Plus terbarunya.(btk/ivn)