JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Berbeda dengan penampilannya pada sidang-sidang sebelumnya, Jessica Wongso tampak berurai air mata, saat tampil di persidangan.
Pemandangan itu terlihat saat terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan dugaan memasukkan sianida ke dalam kopi tersebut, menyampaikan pembelaannya, dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Jessica berani bersumpah tidak menaruh racun yang menyebabkan kematian sahabatnya, Mirna. Dia merasa terpojok dan dihakimi sepihak oleh publik.
Tidak hanya itu, Jessica Wongso menyampaikan kebahagiaannya yang terenggut setelah diduga membunuh Mirna. Kini, Jessica Wongso harus menghabiskan hari-harinya di dalam penjara yang sesak dan keluarganya pun menderita.
Tidak hanya Jessica, pembelaan juga disampaikan tim kuasa hukumnya. Salah satu yang disampaikan tim kuasa hukum, adalah terkait aksi menggaruk tangan yang kerap dilakukan Jessica saat berada di Kafe Olivier.
Dalam rekaman CCTV Kafe Olivier yang diputar di persidangan beberapa waktu lalu, terlihat Jessica seperti menggaruk-garuk kedua tangannya saat Mirna pingsan. Bukan hanya sekali, namun gerakan itu dilakukan beberapa kali. Jessica juga terlihat menggaruk pahanya.
Ahli Toksikologi yang dihadirkan JPU menyebutkan, efek sianida bila terkena kulit adalah gatal dan panas. Hal ini lalu dihubungkan dengan gerakan menggaruk Jessica yang diduga karena efek sianida. Namun hal ini dibantah oleh tim pengacara Jessica, menurutnya gerakan menggaruk tangan itu kebiasaan Jessica bila sedang cemas.
"Gerakan mengusap atau menggenggam kedua tangan itu kebiasaan terdakwa, bukan karena terpaparnya tangan terdakwa terkena sianida yang disebut memiliki efek gatal," kata kuasa hukum Jessica, Sordame Purba.
Selain menggaruk tangan, pengacara Jessica, Sordame juga menjelaskan soal celana robek yang dibuang Jessica. Celana ini sempat dicari-cari polisi untuk dijadikan barang bukti, namun tidak ketemu. Robeknya celana Jessica dikaitkan dengan efek sianida yang bisa merusak bahan pakaian.
Sordame menjelaskan celana tersebut robek saat Jessica ikut mengantar Mirna dari klinik di Grand Indonesia ke RS Abdi Waluyo. Celana itu robek bukan karena terpapar sianida.
"Celana robek ketika naik mobil Arif (suami Mirna) dari klinik ke RS Abdi Waluyo," ucap Sordame. Saat itu Jessica tidak menyadari bila celana yang dipakainya sobek. Dia baru sadar saat pembantu di rumahnya bertanya soal penyebab celana itu sobek.
"(Jessica) baru sadar saat diberi tahu pembantu rumahnya 3 hari setelah kejadian saat celana akan dicuci," kata Sordame. Sordame menegaskan tidak ada hal yang aneh bila celana tersebut dibuang oleh Jessica. Selain itu tidak ada kaitannya celana yang sobek dengan sianida yang disebut bisa merusak pakaian.
"Bukan menjadi persoalan bila terdakwa menyuruh pembantunya untuk membuang celana itu karena tidak dapat dipakai lagi," tambahnya. (dtc/sis)