JAKARTA(RIAUMANDIRI.co) - Menemukan spesies baru tidak hanya dengan melacak jejak di lumpur, atau membelah hutan-hutan lebat. Terkadang, spesies baru juga bisa ditemukan di dalam perut spesies lain.
Seperti penemuan Lenomyrmex hoelldobleri, spesies baru semut tropis yang ditemukan di dalam perut seekor diablito (Oophaga sylvatica), di Ekuador. Diablito merupakan jenis katak oranye yang sangat beracun. Tak heran, hewan ini dijuluki sebagai katak iblis kecil oleh para ilmuwan.
Membilas perut katak iblis kecil tidak dilakukan dengan serampangan. Karena banyak jenis amfibi yang terancam punah, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan katak iblis kecil (O. sylvatica) dalam daftar merah spesies terancam punah.
Dengan demikian, semua penelitian yang melibatkan katak liar tersebut harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh ahli yang terlatih.
Para ilmuwan memasukkan selang lembut ke dalam mulut amfibi, kemudian mengisinya perlahan dengan air, sehingga mendorong apa pun yang baru dimakan katak keluar dari mulutnya dan jatuh ke nampan. Setelah itu, katak dikembalikan ke habitat alaminya dengan selamat.
Ahli fisiologi menganggap semut sebagai pabrik kimia mini. Serangga tersebut menggunakan zat kimia sebagai sinyal untuk berkomunikasi dengan sesama semut di sistem masyarakat mereka yang kompleks.
Lantas, dari mana semut-semut itu memperoleh alkaloid?
Kolby mengatakan bahwa beberapa spesies semut mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka dapat. Tetapi dalam kasus L. hoeldobleri, hal itu masih menjadi misteri.
Ini bukan kali pertama spesies baru ditemukan di dalam perut hewan lain. Sebelumnya spesies ular Geophis dunni ditemukan di dalam perut ular karang Micrurus nigrocinctus di Nikaragua pada 1932 silam. (ngi/ivn)