JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperingatkan pemerintah agar memerhatikan ketersediaan lapangan pekerjaan. Sebab, hal itu nantinya akan memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.
Ekonom dari ADB Indonesia Priasto Aji mengatakan, pihaknya menemukan adanya penurunan ketersediaan lapangan pekerjaan yang cukup besar di Indonesia. Kondisi ini sudah berlangsung sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 silam.
"Ada ketahanan labour market menurun. Ini pertama kali sejak krisis ekonomi di mana lapangan pekerjaan turun 200 ribu orang. Ini cukup serius," ungkapnya, dalam acara seminar Indonesia Economic Outlook yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Selasa (11/10) di Depok, Jawa Barat.
Aji menuturkan, penurunan jumlah lapangan pekerjaan merupakan imbas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi beberapa tahun lalu. Saat ini baru mulai terasa efeknya di sektor riil. Dampaknya bukan hanya dirasakan untuk kaum pekerja berpendidikan rendah, tapi juga berpendidikan tinggi.
"Akibatnya, lapangan pekerjaan di perkotaan juga menurun. Sementara juga ada stagnasi upah untuk pekerja yang memiliki pendidikan tinggi. Jadi mereka gajinya juga tidak meningkat," imbuhnya.
Selain itu, menurut catatannya, dari pekerja yang kehilangan pekerjaan lebih besar merupakan kaum perempuan. Sebab, kaum perempuan dinilai kurang kompetitif.
"Ternyata lebih banyak perempuan, karena kondisi lapangan pekerjaan yang ketat, akhirnya mereka memutuskan untuk keluar. Nah, ini akan pengaruh ke konsumsi," pungkasnya. (okz/sis)