(RIAUMANDIRI.co) Jakarta - Kedatangan Epson di Yogyakarta tak hanya membawa proyektor baru. Mereka juga membawa kacamata pintar teranyarnya. Perangkat tersebut bernama Moverio BT-300.
Dijelaskan Head of Department Southeast Asia Printers and Scanners Division Epson Singapura Alvina Lim, Moverio BT-300 merupakan kacamata pintar augmented reality. Dia mengklaim, penerus Moverio BT-200 ini menawarkan banyak kelebihan dari perangkat virtual reality.
"Kita tidak saja bisa menonton atau main game, tapi bisa menerbangkan drone," katanya saat memperkenalkan Moverio BT-300 di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin (10/10/2016).
Moverio BT-300 dibuat dari silicon OLED, menjadikannya kacamata pintar binocular yang tampak tembus pandang. Epson menyematkan micro proyektor yang ditempatkan pada setiap sisi dari kacamata.
Teknologi tersebut memproyeksikan lapisan transparan dari konten digital secara langsung pada lingkungan nyata dari pengguna. Perangkat ini dapat dioperasikan tanpa bantuan tangan atau hands free.
Untuk menunjang kinerjanya, Epson membekali kacamata pintarnya tersebut dengan prosesor quad core Intel Atom yang menjalankan Android 5. Sejumlah sensor pun turut disematkan untuk mendeteksi dimensi dan posisi ruang objek yang saling berhubungan satu sama lain.
"Kami juga memasang kamera 5 megapixel di bagian kanan untuk merekam situasi sekitar. Selain itu, terdapat baterai yang dapat bertahan hingga enam jam penggunaan untuk memutar konten 3D yang berat," papar Lim.
Bagian paling menarik dari Moverio BT-300 adalah integrasi dengan aplikasi DJI Go. Alhasil, pilot akan dapat mengarahkan posisi terbang lewat kacamata pintar ini.
Sayangnya, perangkat ini tidak menyasar kalagan konsumen umum. Epson menghadirkannya bagi kalangan industri untuk menunjang pembelajaran, pelatihan dan mendukung layanan lapangan jarak jauh.
Rencananya, Epson akan merilisnya ke pasar Asia Tenggara pada awal kuartal pertama 2017. Perusahaan asal Jepang ini membanderol Moverio BT-300 cukup mahal.
"Kita akan menjualnya dibawah USD 1.000 (atau sekitar Rp 13 juta)," pungkas Lim. (dtk/ivn)