Padang (RIAUMANDIRI.co) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno meyakini, program Minang Mart yang diwacanakannya berupa kolaborasi tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), tetap bisa menjadi solusi tingginya inflasi di daerah itu, meski telah ada keterlibatan pihak swasta.
"Inflasi di Sumbar, biasanya sangat dipengaruhi pergolakan harga kelompok bahan pangan. Hal ini bisa kita antisipasi melalui Minang Mart," katanya di Padang, Senin (10/10). Ia mengatakan, dalam konsep Minang Mart, BUMD yang ditunjuk sebagai pengelola, yaitu PT. Grafika, bisa menjaga harga bahan pangan itu tetap stabil, tidak terpengaruh harga pasar.
"Jika harga di Minang Mart stabil, sementara di pasar tinggi, masyarakat tentu beralih berbelanja di Minang Mart. Otomatis, harga pasar akan turun. Ini bisa mengendalikan laju inflasi," jelasnya. Terkait keterlibatan swasta dalam konsep itu, menurut Irwan tidak akan mempengaruhi konsep Minang Mart, karena PT. Grafika tetap memiliki andil didalamnya.
"PT. Grafika menjamin kita tetap bisa mengendalikan harga pada Minang Mart," ujarnya. Apalagi menurut Irwan, Minang Mart tidak bisa berjalan tanpa adanya modal yang cukup. Sementara, untuk PT. Grafika, DPRD Sumbar tidak bersedia memberikan tambahan penyertaan modal. "Ini adalah solusi yang harus dilakukan agar Minang Mart bisa berjalan," katanya.
Sebelumnya sejumlah pihak mulai meragukan konsep Minang Mart yang digagas Irwan Prayitno, karena tiba-tiba saja melibatkan pihak swasta dalam pengelolaannya. DPRD Sumbar bahkan bereaksi dengan berencana memanggil pengelola Minang Mart untuk menjelaskan konsepnya agar jelas.
Konsep Minang Mart diwacanakan Irwan Prayitno pertengahan 2016 dengan melibatkan tiga BUMD yaitu Bank Nagari sebagai pemberi kredit, Grafika sebagai pengelola dan Jamkrida sebagai penjamin kredit. Konsep itu juga melibatkan masyarakat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumbar. (ant/azw)