GUADALAJARA (RIAUMANDIRI.co) - The China Academy of Launch Vehicle Technology di Beijing tengah mengembangkan pesawat yang bisa membawa 20 turis ke luar angkasa. Kapasitas pesawat milik Badan Usaha Milik Negara Cina ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan pesawat luar angkasa komersial yang sudah punya jadwal terbang.
Han Pengxin, pimpinan proyek, mengatakan, uji coba terbang pesawat ini akan selesai dalam waktu dua tahun. Soalnya, uji coba di darat telah selesai dan semua subsistem dalam pesawat ini bekerja dengan baik.
“Lokasinya belum ditentukan,” kata Han. Tapi ia ingin menguji pesawat ini di bandara luar angkasa komersil. Dalam uji terbang ini, pesawat akan membawa penumpang dengan jumlah yang dirasa cukup aman. Han memprediksi uji terbang akan menelan biaya US$ 200 ribu- US$ 250 ribu, atau sekitar Rp 2,5 Miliar- Rp 3,2 Miliar.
Ahli pesawat luar angkasa dari Smithsonian Institution’s National Air and Space Museum di Washington, Roger Launius mengatakan pesawat luar angkasa Cina adalah “inisiatif yang cukup menarik”. Hal yang paling tak biasa adalah Cina yakin bisa mengirim 20 orang ke ketinggian 100 Kilometer dengan roet tanpa pesawat induk, dan mau menggunakannya hingga 50 kali.
“Dalam studi yang saya baca, tak jelas bagaimana mereka bisa melakukan itu, dan target uji terbang dalam dua tahun itu sangat luar biasa,” kata Launius. Ia membaca studi empat halaman yang dibawa Tim Cina dalam International Astronautical Congress di Guadalajara. Ia mengatakan lebih mudah menggambar ilustrasi dan membicarakan banyak kemungkinan ketimbang membuat dan menerbangkan pesawat luar angkasa.
Han dan timnya merancang dua versi pesawat. Pertama memiliki berat 10 ton dan lepas sayap 6 meter. Pesawat jenis ini akan mampu menerbangkan lima orang hingga ketinggian 100 kilometer dengan kecepatan Mach 6. Mach adalah satuan kecepatan suatu pesawat terbang relatif terhadap kecepatan suara. Jenis kedua adalah pesawat dengan berat 100 ton dengan 12 meter lebar sayap. Pesawat ini akan mampu menerbangkan 20 orang hingga ketinggian 130 kilometer dengan kecepatan Mach 8.
Han mengatakan kapasitas yang lebih besar, akan menurunkan harga tiket wisata luar angkasa. Timnya juga merancang pesawat ini untuk bisa digunakan untuk 50 kali penerbangan.
Mereka merancang roket bersayap yang punya kekuatan sendiri untuk lepas landas. Ini berbeda dengan SpaceShipTwo yang roketnya harus dibawa terbang pesawat mencapai ketinggian tertentu, kemudian dilepaskan. “Pesawat kami akan lepas landas secara vertikal seperti roket dan mendarat di landasan secara otomatis tanpa ada intervensi dari darat,” kata Han.(tmp/ivn)