SOLO(RIAUMANDIRI.co) - Berawal dari kurang optimalnya sistem peringatan dini bencana banjir yang ada saat ini, dosen Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret dan tim merancang sistem peringatan dini berbasis SMS, aplikasi Android dan website. Sistem ini bernama Smart Flood Early Warning System (Smart FEWS).
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS, Mohtar Yunianto dan tujuh orang rekan satu timnya memulai penelitian mengenai Smart FEWS sejak tahun 2011.
“Kami menerima banyak laporan bahwa peringatan dini menggunakan alarm banyak yang tidak berfungsi maka kami yang terdiri dari beberapa orang dari disiplin ilmu beragam, seperti geofisika, IT dan lain sebagainya meneliti sistem ini,” ujar Mohtar.
Alat ini mendeteksi tinggi air sungai dan mengirim data ke server secara telemetri. Tak perlu khawatir kehabisan energi lantaran alat ini dirancang dengan catu daya panel surya yang disimpan dalam sel aki.
Smart FEWS pertama kali terpasang pada tahun 2013 di Desa Srigit, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Satu tahun berikutnya, sistem ini dipasang di Sukoharjo, Wonogiri dan Jembatan Jurug. “Pada tahun yang sama, Pemda Ponorogo juga meminta alat ini dipasang di daerahnya. Hingga saat ini secara kesulurah alat sudah dipasang di sepuluh titik lokasi,” imbuh Mohtar.
Membuat satu sistem dan alat Smart FEWS , lanjutnya, membutuhkan biaya sebesar 100 juta. “Namun itu sudah termasuk server dan alat, kalau alat saja, sekitar 40 juta,” terang dia.
Smart FEWS telah dipamerkan disejumlah ajang teknologi tingkat nasional. Alat ini mendapat penghargaan inovasi terbaik Produk Hasil Riset Hilirisasi 2016 oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Solo. Namun, para penelitinya terus melakukan upaya pengembangan.
“Kami tengah mengembangkan agar alat ini bukan hanya mampu memunculkan angka, tetapi juga gambar, menggunakan webcam. Memotret pada ketinggian tertentu, supaya lebih akurat,” kata dia.
Mohtar menambahkan timnya juga mengembangkan alat deteksi dini bencana selain banjir, seperti misalnya deteksi dini tanah longsor berbasis SMS, aplikasi Android dan website.
“Karena ada beberapa daerah yang ancaman bencananya tidak hanya satu. Maka perlu integrasi alat deteksi dini,” pungkasnya. (mmi/ivn)