JAKARTA (HR)- Bank Indonesia mendukung usulan perbankan untuk memberikan insentif harga bagi pengguna uang elektronik atau electronic money (e-money).
Enny Panggabean, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, mengatakan insentif dalam bentuk diskon harga akan memperluas penggunaan uang elektronik untuk alat pembayaran.
"Tapi, mekanisme dan besarannya tentu tetap dalam koridor yang sehat," jelasnya kepada bisnis.com, Rabu (11/2).
Dia menekankan, usulan pemberian diskon harga untuk pengguna uang elektronik tetap perlu dianalisis dengan tepat.
Sebelumnya, Rico Usthavia Frans, SEVP Transaction Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, mengatakan insentif harga akan mendorong masyakat untuk menggunakan uang elektronik sebagai alat bayar karena ada benefit yang bisa didapat.
"Ini bisa jadi positioning yang bagus ," tukasnya.
Edukasi penggunaan uang elektronik sebagai alat bayar kepada masyarakat menurut Rico cukup pelik karena alat ini tidak diwajibkan sebagai alat pembayaran.
Namun, perlahan beberapa sektor publik seperti Kereta Commuterline dan Trans Jakarta sudah mulai menerapkan penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran karcis.
Rico menekankan, penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran bisa mengurangi penggunaan tunai sehingga bisa meningkatkan efisiensi.
Pasalnya, penggunaan uang tunai cukup menguras kantong. Perbankan maupun Bank Indonesia sebagai pencetak uang kartal perlu mengeluarkan biaya untuk penanganan uang tunai.
BI menyebut, setiap tahun perlu mengeluarkan ongkos hingga Rp3,5 triliun untuk pencetakan dan distribusi uang kartal sebanyak 7,9miliar - 8,3miliar lembar uang kartal.(bis/ara)