SIAK (RIAUMANDIRI.co) - Setelah dilakukan otopsi terhadap jasad Kurniawati (20), wanita yang diduga menjadi korban pembunuhan di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit yang ditemukan pada Ahad (11/9) lalu, ternyata tidak ada bekas kekerasan sedikitpun di tubuh korban, sehingga pihak kepolisian masih binggung menyimpulkan.
Hal itu disampaikan Kapolres Siak AKBP Restika Perdamaian melalui Kapolsek Sungai Apit AKP Rangga Warsito. Ia mengatakan, pembuhan itu masih misterius karena secara logika tidak masuk akal.
"Memang pembunuhan itu sungguh misterius dan tidak masuk akal, pasalnya di tubuh korban setelah diotopsi tidak ada bekas tindakan kekerasan, baik dibekap maupun dicekik dan lain-lain" ungkap Rangga Warsito kepada Riaumandiri.co, Kamis (15/9/2016).
"Sedangkan kalau dibunuh ketika korban dimasukan ke septic tank setidaknya ada bekas di tubuh korban, karena lobang septic tank itu bisa dikatakan kecil, yang hanya pas-pasan untuk badan, dan setidaknya ada goresan di pundaknya, namun kenyataannya tidak ada," sambung Kapolsek sambil mengelengkan kepala.
Melihat korban tanpa bekas kekerasan, Rangga Warsito masih merasa binggung untuk mengungkap pembunuhan tersebut. Untuk itu pihak kepolisian Sungai Apit sampai saat ini masih berusaha dan mencari cara lain untuk mengungkap kasus ini.
"Cara lain yang kita lakukan selain korban diotopsi, kita juga mencari orang pintar (ahli spritual) untuk menerawang pembuhan tersebut, namun orang pintar tersebut mengatakan gelap (tidak nampak atau tidak jelas) siapa pembunuh korban," jelasnya lagi.
- Berita Sebelumnya: Kasus Pembunuhan Kembali Terjadi di Sungai Apit
"Lain dengan pembunuhan yang di teluk mesjid kemarin, ketika kita tanya orang pintar pelaku akan segera tertangkap, dan ternyata betul dan bisa diungkap pelakunya," terang Kapolsek.
Setelah kasus ini, Rangga Warsito menghimbau kepada masyarakat Sungai Apit agar selalu waspada dan perhatian serta peduli dengan keluarganya.
"Kalau kita peduli dan selalu mengawasi anak kita, tentunya akan menggurangi hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.(sugianto)
Selengkapnya di Koran Haluan Riau edisi 16 September 2016
Editor: Nandra F Piliang