PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Hingga saat ini, para pelaku pembakaran hutan dan lahan di Riau, masih saja beraksi. Mereka juga semakin cerdik dalam menjalankan aksinya. Agar aksi mereka tak diketahui petugas di lapangan, mereka kerap melakukan aksi kucing-kucingan.
Salah satu modusnya adalah, para pelaku biasanya melancarkan aksinya pada saat sore menjelang malam, ketika petugas baru usai melaksanakan Pelaku pemadaman api di lapangan.
Yang terbaru, mereka juga terus melancarkan aksi saat hari libur akhir pekan. Akibatnya, titik api pun kembali bermunculan di sejumlah kawasan. Beberapa di antaranya ada yang sudah bisa dipadamkan melalui bom air dari udara. Namun masih ada juga yang api yang masih membara.
Kondisi itu ditegaskan Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma Henri Alfiandi. Dikatakan, dari patroli udara yang dilakukan tim Satgas Karhutla Riau, Seninn (12/9), ditemukan beberapa titik api yang memicu asap. Titik api tersebut mulai dari kawasan perkebunan hingga hutan di kawasan perbukitan.
"Fenomena (pelaku beraksi) hari libur terbukti. Bukti foto (dari udara, red) sudah cukup," tegasnya. Diterangkannya, kuatnya dugaan bahwa kebakaran yang terjadi saat ini adalah akibat disengaja, karena foto udara menunjukkan masih adanya pondok-pondok, yang lokasinya tidak jauh dari areal yang terbakar.
"kita sudah koordinasi dengan tim di darat untuk menyelidiki temuan itu. Untuk area yang sulit terjangkau (jauh di dalam hutan, red), biar kita (AU) yang datangi," tambahnya. Sejumlah Titik Hal senada juga diungkapkan Kasi Base Ops Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Mayor Ferry Duwantoro.
Dikatakan, sepanjang Senin kemarin, pihaknya menemukan adanya sejumlah kawasan yang dilanda titik api. Di antaranya di kawasan hutan sekitar Candi Muara Takus, Kabupaten kampar.
Menurutnya, dengan lokasi yang umumnya berupa perbukitan, pemadaman api melalui darat sulit dilakukan. Sehingga regu udara pun dilibatkan guna memadamkan api. "Kita sudah terbangkan helikopter ke sana. Lokasinya diperbatasan Rohul, Kecamatan Kabun," terangnya.
Selain di sana, Satgas juga menemukan beberapa aktivitas pembakaran hutan dan lahan lainnya di Riau. Sebagian sudah berhasil dipadamkan, dan sisanya masih diupayakan satgas gabungan. Tim udara hingga Senin sore kemarin masih berpatroli mencari titik api lainnya.
"Di Cipang Kiri Hulu, Kabupaten Rohul kondisinya api sudah padam. Di Desa Suka Maju, Rohul juga sama. Sedangkan di area perbukitan sekitar Suligi masih berlanjut (pemadaman, red). Di sana kita juga temukan pondok-pondok," bebernya.
Selain itu, kebakaran lahan juga terdeteksi di Pangkalan Kuras, Pelalawan serta kawasan Melibur dan Tanjung Padang, Kabupaten Meranti. Melihat kondisi itu, tim Satgas Karhutla tetap berpatroli dengan maksimal.
"Kita tetap waspada, karena hari libur sering dimanfaatkan si pembakar untuk membakar lahan terutama di tempat terpencil. Kita sudah infokan ke BPBD disetiap kabupaten/kota agar terus berpatroli," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger.
Pembalakan Liar Sebelumnya, Marsma Henri Alfiandi juga mengungkapkan temuan aksi pembalakan liar di kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi, yang berada di perbatasan Kampar dan Rokan Hulu.
"Terlihat jelas aktivitas pembalakan liar serta pembakaran. Dari udara juga terlihat adanya gubuk-gubuk dan aktivitas warga," ujarnya.
Kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi merupakan hamparan hutan tropis basah, dengan luas areal sekitar 300 hektare di Rokan Hulu. Kawasan tersebut berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Pekanbaru.
Perambahan hutan di Bukit Suligi tepatnya terjadi di Kecamatan Koto Kampar, perbatasan Kampar dan Rokan Hulu, pada koordinat N. 00 24 42.3 E. 100 41 35.4.
Aktivitas pembalakan liar itu ditemukan Satgas setelah terpantau titik api yang menghasilkan asap tebal di kawasan tersebut. Untuk menjangkau lokasi kebakaran melalui jalur darat cukup sulit dilakukan. Sehingga tim udara mengerahkan pesawat Air Tractor untuk memantau dari udara.
Setelah tim udara berhasil memetakan lokasi kebakaran, satu unit heli jenis Sikorsky langsung diterbangkan untuk melakukan pengeboman air. Kebakaran bisa diatasi beberapa jam kemudian.
Sementara saat pemadaman berlangsung, beberapa kali terlihat adanya aktivitas manusia di lokasi tersebut. Mereka pergi saat melihat helikopter yang terbang rendah. Informasi yang dirangkum aktivitas penggundulan hutan di kawasan tersebut telah berlangsung lama.
Hutan Lindung Bukit Suligi selama ini dikenal karena keindahan panoramanya, gua dan air terjun. Namun, kawasan itu kini kian terancam akibat perambahan untuk dialihfungsikan secara ilegal menjadi perkebunan sawit, terutama di kaki bukit. (bbs, grc, ant, ral, sis)