BAGANSIAPIAPI (RIAUMANDIRI.co) - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Rokan Hilir (Rohil) menggelar seminar ilmiah dalam rangka HUT ke-65 IBI tahun 2016, Kamis (8/9) di gedung Serbaguna Bagansiapiapi. Dalam seminar yang dihadiri ratusan bidan itu, para bidan ditantang menekan angka kematian ibu dan bayi.
Seminar itu dihadiri Kadiskes Rohil, Dr HM Junaidi Saleh Mkes, Direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi, Dr Tri Buana Tungga Dewi, anggota DPRD Rohil Hj Suryati, Kepala KPPKB Rohil Ir Sri Rahayu, Ketua IBI Rohil Rita Zahara serta pengurus IBI Rohil lainnya.
Hari jadi IBI tahun ini mengusung tema "Penguatan peran bidan dalam pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk mendukung pencapaian SDGs".
Dalam sambutannya, Asisten IV Bidang Administrasi Setdakab Rohil, Hj Dahniar saat membuka seminar menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil meminta profesi Bidan untuk lebih mandiri lagi dalam melaksanakan tugas dan fungsi (tupoksi)nya dengan mengutamakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pasalnya, dengan pelayanan kesehatan yang baik diberikan kepada masyarakat, maka secara otomatis akan mampu mengurangi angka kematian bagi kaum ibu dan bayi. Apalagi, IBI adalah salah satu organisasi profesi nasional yang dibentuk untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pelayanan kesehatan, salah satunya adalah untuk menekankan angka kematian ibu dan bayi.
"Jadi, para bidan tidak lagi berleha-leha dan menganggap suatu kegiatan dan program itu seremonial belaka. Karena bidan harus mampu menghadapi tantangan di tahun 2030 mendatang," jelas Dahniar.
Lebih Jauh Dahniar mengatakan kalau bidan itu harus bisa berkembang seiring dengan ilmu teknologi dan perubahan ditengah masyarakat. Untuk itu para bidan harus memiliki Manshet untuk mengembangkan dirinya. "Salah satu contohnya ilmu politik, Jika bidan itu sudah berkembang seperti menguasai ilmu politik maka kedepannya mereka akan lebih mampu lagi untuk meyakinkan pemerintah kalau profesi bidan itu bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat," tandasnya. (mg2)