TELUK KUANTAN (RIAUMANDIRI.co) - Dampak Penambangan Emas Tanpa Izin yang semakin marak di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau telah menyebabkan kerusakan lingkungan secara sistemik dan mengancam keberlangsungan hidup manusia dan biota yang ada di sungai maupun lahan pertanian masyarakat terutama yang dialiri irigasi. Sebab irigasi tertutup sedimen.
Program swasembada pangan yang digembor-gemborkan pemerintah saat ini sebentar lagi tinggal mimpi terutama bagi petani padi di Kuansing. Dari hasil turun ke lapangan yang dilakukan Dinas Bina Marga Sumber Daya Air, melalui Bidang SDA Kuansing, akibat dari aktivitas PETI disepanjang aliran sungai, telah menyebabkan terjadinya sedimentasi Sungai Kuantan dan sungai kecil lainnya di Kuansing yang dijadikan sumber air bagi lahan pertanian.
"Ada beberapa irigasi saat ini yang rutin kita bersihkan akibat terjadinya sedimentasi dampak dari aktivitas PETI di sejumlah jaringan irigasi tertutup oleh sendimen terutama lumpur yang hanyut, akibat aktivitas penambangan ilegal ini,"kata Kasi SDA Kuansing, Febri kepada Haluan Riau, Senin (5/9) malam.
Ketebalan sedimen atau lumpur dari aktivitas PETI yang masuk kejaringan irigasi dan diteruskan kelahan persawahan. Tingginya mencapai 30 cm. Seperti pada irigasi DI Rawa Sawah, Kecamatan Sentajo ketinggian sedimen akibat kerusakan lingkungan masuk kedalam saluran irigasi mencapai 30 sentimeter.
Kemudian irigasi di dDsa Petapahan dan desa lainnya di Gunung Toar hampir merata tertutup sedimen akibat aktivitas PETI yang marak dilakukan dilairan sungai. Air sungai yang mengalir digunakan untuk mengairi areal persawahan tidak lagi jernih tapi bercampur lumpur yang disebabkan limbah aktivitas PETI.
Sedimen ini lengket pada jaringan irigasi sehingga air yang mengairi areal persawahan tidak berjalan lancar. Bahkan juga masuk ke areal persawahan dan mengancam lahan pertanian masyarakat. Selain di sana katanya, sedimen akibat dampat PETI ini juga terjadi pada irigasi di daerah Kopah, karena aliran sungai di daerah Kopah Kuantan Tengah ini tercemar limbah PETI dan membuat sedimen atau lumpur lengket dan harus dibersihkan pada jaringan irigasi.
Akibat sedimentasi di Sungai Kuantan yang tinggi, bangunan intek pada pompa irigasi di Desa Sikakak, Cerenti juga tertutup sedimen."PETI ini merusak secara sistemik dan mengancam pertanian dan serta hal lain yang menyangkut lingkungan,"katanya.
"Herannya, masyarakat kita masih diam menyaksikan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Kita sayangkan, padahal dampaknya kerusakan ini akan sangat merugikan masyarakat,"katanya.(rob)