(RIAUMANDIRI.co) - Kota Tanjungpinang mengalami perubahan status begitu
dinamis sejak zaman dahulu. Kini ditetapkan menjadi sebuah kota administratif dan
menjadi ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau.
Ibukota Provinsi Kepulauan Riau ini adalah salah satu daerah yang amat sangat penting bagi Indonesia, pasalnya di sana lahir cikal bakal bahasa persatuan Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Melayu.
Selain itu kota yang berada di Pulau Bintan ini juga dianugerahi berbagai tempat wisata menarik yang tidak kalah dari daerah wisata lainnya di negeri ini. Berikut kami rangkum tempat wisata paling diminati saat liburan di Kota Tanjungpinang.
1. Pantai Trikora yang Indah Luar Biasa, Traveler Wajib Menyambangi ke Sana
Destinasi pertama ini adalah tempat wisata yang sangat terkenal di provinsi Kepulauan Riau. Meski posisinya tidak masuk dalam wilayah kota Tanjungpinang namun pantai ini layak untuk dikunjungi karena masih berada satu pulau dengan ibukota provinsi ini yaitu di pulau Bintan. Adalah pantai Trikora yang terletak di desa Malang Rapat, kecamatan Gunung Kijang, kabupaten Bintan. Jaraknya dari kota Tanjungpinang sekitar 45 km dan bisa ditempuh selama kurang lebih satu setengah jam.
Pantai Trikora memiliki karakteristik pantai yang mirip dengan pantai-pantai di Belitung yaitu terdapat kumpulan batuan granit yang mempercantik pemandangan. Pantai ini juga mempunyai garis yang panjang, pasir putih serta air yang jernih. Di sekitar pantai telah tersedia pula pondok-pondok dengan berbagai ukuran yang disewakan untuk wisatawan yang membutuhkan tempat berteduh.
2. Danau Biru Bintan, Tempat Wisata yang Mirip-Mirip Iceland
Danau Biru Bintan begitulah sebutan dari danau buatan di area pertambangan pasir diPulau Bintan. Danau ini menampilkan genangan air yang berwarna biru layaknya Danau Kaolin di Bangka atau bahkan seperti Blue Lagoon di Iceland.
Danau Biru ini bisa traveler jumpai dengan berkendara dari Tajungpinang selama kurang lebih 20-30 menit. Ada dua rute yang bisa diambil pertama lewat jalur menuju Pantai Trikora dan yang kedua mengambil jalan menuju arah Kijang/Bandara. Tidak perlu membayar tiket masuk ke tempat ini sebab Danau Biru Bintan bukan tempat wisata komersil melainkan area tambang pasir yang hingga kini masih aktif.
3. Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, Vihara Seribu Wajah di Tanjungpinang
Sempatkan untuk mengunjungi Vihara Ksitigarbha Bodhisattva yang terletak di perbukitan sebelah barat Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri. Vihara ini menjadi tempat ibadah sekaligus tujuan wisata religi yang dibangun pada tahun 2010. Sebagai tujuan wisata, vihara ini mempunyai arsitektur yang mempesona layaknya bangunan di China serta terdapat “Patung 1000 Wajah” yang menarik perhatian.
Patung yang jumlah total sebenarnya hanya 500 buah ini menampilkan wajah dengan ekspresi yang berbeda-beda. Ukuran patungnya pun beragam mulai dari tinggi 1,7 meter hingga 2 meter. Traveler yang tertarik menikmati suasana negeri Tirai Bambu bisa datang ke Vihara Ksitigarbha Bodhisattva yang bisa ditempuh selama 10 menit berkendara dari bandara Raja Ali Haji Tanjungpinang.
4. Mengunjungi Daerah Cikal Bakal Bahasa Indonesia di Pulau Penyengat
Seperti kita ketahui bersama bahwa Bahasa Indonesia asalnya dari Bahasa Melayu. Sedangkan Bahasa Melayu serta kebudayaannya berasal dari Pulau Penyengat yang terletak sekitar 2 km dari kota Tanjungpinang. So, di dalam pulau ini traveler akan menemukan banyak sekali peninggalan Kesultanan Johor, Pahang, Siak dan Lingga serta kerajaan Riau sendiri. Pulau Penyengat menjadi salah satu tujuan wisata andalan kota Tanjungpinang. Traveler bisa menuju ke pulau ini dengan menyeberang dari Batam selama satu jam maupun pelabuhan Tanjungpinang yang hanya membutuhkan waktu 15 menit penyeberangan. Pulau yang hanya berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter ini telah didaftarkan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO.
5. Masjid Raya Sultan Riau, Wisata Religi ke Tempat Ibadah Bersejarah
Selagi mengunjungi Pulau Penyengat luangkan waktu untuk berkunjung dan beribadah di Masjid Raya Sultan Riau. Masjid ini tercatat sebagai salah satu yang tertua di Indonesia sekaligus menjadi saksi bisu sejarah kesultanan Islam di tanah Melayu.
Masjid Raya Sultan Riau telah tercatat sebagai situs cagar budaya pemerintah Indonesia. Masjid yang didominasi warna hijau dan kuning ini memiliki keunikan dalam hal arsitekturnya. Secara fisik memang masjid ini terlihat seperti masjid kebanyakan tapi saat menilik proses pembangunannya didapati bahwa salah satu material penyusun dinding masjid ini berasal dari putih telur tanpa menggunakan semen. Serta pembangunannya sendiri kabarnya memakan waktu hingga 40 tahun.
(viv/ivn)