MEDAN (RIAUMANDIRI.CO) - Ratusan warga Jalan Karya Wisata Medan Johor, menutup jalan utama dengan membakar ban. Mereka menolak eksekusi tanah milik Pertamina, Rabu (31/8).
Berdasarkan pengamatan, tanah milik Pertamina di Jalan Karya Wisata, tidak jauh rumah pribadi Wali Kota Medan Dzulmi Eldin telah digunakan sebagai lokasi berjualan. Selain itu, ada juga beberapa rumah semi permanen. Puluhan personel polisi terdiri dari Polwan dan Sabhara Polresta Medan siaga di lokasi. Bahkan beberapa perwira sudah berdialog dengan perwakilan warga.
Kasat Sabhara Polresta Medan Kompol Siswandi juga terlihat sibuk berbincang dengan masyarakat. Agar tak ada kericuhan. Artinya, tidak ada bentrok ataupun pelemparan batu. Meskipun demikian, dua perempuan paruh baya tak berorasi di lokasi. Mereka meminta agar polisi menjauh dan tidak melakukan esekusi tanah itu.
"Jangan eksekusi tanah ini, bagus kalian memberikan keadilan untuk masyarakat. Bukan mengeksekusi tempat kami mencari makan," celoteh perempu-an paruh baya dengan logat Batak. Bahkan, masyarakat berjanji akan pindah bila Pertamina bisa menghadirkan surat itu.
"Kami akan pindah. Tolong tunjukkanya suratnya," kata warga yang sebahagian besar berasal dari kaum ibu, di Jalan Karya Wisata.
Seorang pemuda setempat mengaku tidak rela bila rumah yang selama ini telah mereka tempati akan dirobohkan. Menurutnya, warga akan pindah bila Pertamina mampu menunjukkan surat tanah.
"Kalau tidak bisa menghadirkan surat. Tolong berikan ganti rugi," katanya. Camat Medan Johor, Rangkuti meminta agar warga memberikan kesempatan bagi Pertamina untuk melakukan eksekusi. Menurutnya setelah dieksekusi warga masih bisa melakukan tindakan lainnya.
"Tolong untuk warga saya, kasih kesempatan untuk Pertamina untuk melakukan eksekusi," katanya. Rangkuti mengatakan bahwa warga masih bisa menempuh jalur hukum lainnya sehingga warga masih memiliki kesempatan mempertahankan lahannya.
"Ini bukan jalan akhir, masih ada kesempatan lain," pungkasnya. (mtc/rud)