MANILA (riaumandiri.co) - Sedikitnya sebanyak enam orang anggota kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan, tewas dalam kontrak senjata dengan militer Filipina, Jumat (26/8). Korban tewas termasuk seorang militan yang terlibat dalam penculikan dua warga Kanada yang telah dipenggal.
Menurut juru bicara militer Filipina, tentara Filipina terlibat pertempuran dengan sekitar 100 anggota kelompok Abu Sayyaf. Pertempuran terjadi seiring pasukan Filipina melakukan perintah Presiden Rodrigo Duterte untuk menghancurkan Abu Sayyaf.
Sebelumnya pada April dan Juni lalu, kelompok Abu Sayyaf memenggal dua turis Kanada setelah uang tebusan yang mereka minta tidak diberikan. Kedua turis Kanada itu termasuk di antara empat orang yang diculik Abu Sayyaf dari pulau Resor Samal, Filipina selatan, September 2015 silam.
"Kami telah menemukan jasad keenam militan itu. Salah satu dari mereka adalah pemimpin unit kelompok Abu Sayyaf yang terlibat dalam penculikan di Samal," kata juru bicara militer wilayah setempat, Mayor Filemon Tan seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat kemarin.
Dikatakan Tan, dalam baku tembak tersebut, sebanyak 17 tentara Filipina terluka.
Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan militer segera menghancurkan kelompok Abu Sayyaf. Seruan ini disampaikan usai kelompok itu dilaporkan memenggal seorang warga Filipina yang mereka sandera.
Angkatan Bersenjata Filipina telah memerintahkan pengerahan dan pengiriman tentara tambahan ke Sulu dan Basilan, dalam operasi memburu Kelompok Abu Sayyaf. Duterte pun melakukan kunjungan mendadak pada Rabu (24/8) malam, untuk memberi dukungan moral kepada tentara yang akan bertugas. (dtc, sis)