SURABAYA(riaumandiri.co)- Siapa yang gak mengenal rokok sampoerna, di Surabaya terdapat sebuag museum roko loh, Namanya House of Sampoerna . Di sana Anda bisa mengenal sejarah dari salah satu perusahaan rokok ternama di Indonesia.
House of Sampoerna adalah museum berisi sejarah mengenai PT HM Sampoerna Tbk, perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang memiliki arsitektur tinggi. Ditata dengan artistik dan dipadukan dengan berbagai karya seni.
Tentu saja HoS (House Of Sampoerna) berpotensi untuk menjadi salah satu primadona wisata di Kota Surabaya yang menarik pengunjung baik dari dalam dan luar negeri.
Pekan lalu saya mencoba jalan-jalan di sekitar kota Surabaya, yang lagi ngehits saat ini salah satunya adalah House Of Sampoerna. Ya, merk kretek legendaris yang terletak di Jalan Taman Sampoerna, di pusat kota Surabaya. Cukup 10 menit saja berkendara dari Tugu Pahlawan.
Lokasinya tidak sulit ditemukan, berada di Jalan Taman Sampoerna No. 6. Tidak ada biaya masuk untuk ke museum ini alias gratis. Sampai di sana pun ada pemandu museum yang menjelaskan kepada saya tentang seluk beluk dan sejarah museum ini.
Pertama kali masuk tentu saja yang terasa adalah aroma tembakau dan cengkeh yang baunya merebak ke seluruh ruangan. Ternyata di dalamnya ada replika warung sederhana yang dimiliki oleh pendirinya dulu, berisi tembakau dan cengkeh pilihan dari nusantara.
Di dalam HoS banyak berisi berbagai macam produk Sampoerna dari zaman dulu hingga sekarang, dan berbagai macam pemantik api yang unik. Banyak juga display karya seni para seniman, foto-foto pabrik zaman dahulu dan foto jajaran direksi PT HM Sampoerna dari masa ke masa.
Masuk ke dalam ada beberapa ornamen jaman dulu seperti kereta kuda, sepeda antik dan ada juga display baju dan peralatan marching band. Katanya, marching band yang dibina oleh Sampoerna ini dulunya sangat berprestasi, nasional maupun internasional. Hingga toko souvenir yang terletak di lantai 2.
Nah, dari lantai 2 ini kita bisa melihat tempat produksi rokok zaman dahulu dengan peralatan untuk membuat lintingan rokok tersebut yang kala itu dilakukan oleh kurang lebih 2.500 wanita. Sekarang sudah tidak digunakan lagi namun masih dirawat dengan rapi dan bersih.(dtk/ivn)