PEKANBARU (riaumandiri.co) - Rusuh yang terjadi di Selatpanjang, diduga berasal dari masalah asmara. Tersangka Ap, diduga cemburu dan jadi kalap, karena Brigadir Adil membawa wanita yang disukainya, ke sebuah hotel di Selatpanjang. Namun siapa sangka, peristiwa itu malah berujung petaka.
Dipicu "Diduga karena cemburu karena Brigadir (Adil) itu dilihat membawa wanita yang disukai pelaku," terang Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo.
Dikatakan, sesuai informasi dari Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar, pada Kamis dini hari kemarin, Brigadir Adil membawa wanita ke kamar salah satu hotel di daerah tersebut.
Hal ini dilihat oleh Apri. Tak lama kemudian, Brigadir Adil keluar dan menuju parkiran. Di sana, Adil dihadang oleh Apri dan terjadi cekcok sehingga terjadi perkelahian.
"Pelaku Apri ternyata membawa pisau dan diduga menusuk Adil sebanyak lima kali. Akibatnya, Adil mengalami luka di bagian dada tengah, dada samping kiri, lengan atas tangan kiri bagian luar, lengan atas tangan kiri bagian dalam, punggung kiri dan terdapat juga satu luka robek pada bagian bahu kiri," terang mantan Kapolres Pelalawan ini.
Sekitar pukul 02.15 WIB, pihak Polres Meranti mendatangi lokasi kejadian, dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang. Sayang, sebelum sampai di RSUD Selatpanjang, korban meninggal dunia akibat kehabisan darah.
Lalu, pihak kepolisian melalui Sat Reskrim Polres Meranti melakukan pengejaran terhadap pelaku. Sekitar pukul 03.30 WIB, pelaku ditemukan di Desa Mekar Sari Kecamatan Merbau. Saat ditangkap, pelaku berusaha melarikan dan melakukan perlawanan. Tak ayal, Apri terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan di kedua kakinya. Atas penembakan tersebut Apri Adi Pratama meninggal dunia diduga akibat kehabisan darah.
Hal tersebut, tidak serta merta diterima warga, yang menduga Apri Adi tewas secara tidak wajar. Pasalnya, dari saat ditangkap, Apri masih dalam keadaan hidup dengan luka tembak di kakinya. Hal ini yang kemudian memicu terjadi rusuh, di mana warga selatpajang akhirnya melakukan aksi penyerbuan ke Mapolres Meranti.
Mulai Kondusif Meski demikian, Guntur memastikan, pada kamis sore kemarin, situasi di Meranti mulai kondusif. Ratusan personil gabungan yang dikerahkan Polda Riau masih bertahan untuk mengantisipasi bentrok susulan antara kedua belah pihak. Personil gabungan tersebut berasal dari Satuan Brigade Mobil Daerah Polda Riau, Polres Bengkalis, dan Polres Siak.
"Perintah Pak Kapolda untuk mengerahkan 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi,red) Brimob, ditambah 2SST (Satuan Setingkat Pleton,red) dari Polres Siak, dan 2 SST dari Polres Bengkalis," terangnya.
Situasi terakhir di Kota Selatpanjang, saat ini mulai kondusif. Sebagian warga telah membubarkan diri. "Ada beberapa yang masih berkumpul secara terpisah dan berkelompok di depan Mapolres (Meranti)," lanjut Guntur.
Tetap Tenantg Sementara itu, Kapolda Riau, Brigjen Pol Supriyanto, mengimbau kepada masyarakat Meranti agar tetap tenang, dan menghormati proses hukum yang tengah dilakukan. "Saya mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Karena proses sedang dijalankan," kata Supriyanto di Mapolda Riau.
"Kami sudah menurunkan untuk giat (kegiatan,red) pencegahan ataupun pemeriksaan, penyelidikan, sudah kami turunkan semua. Dari Wadir (Wakil Direktur,red) Intel turun, kemudian juga Wadir Reskrim turun, Kabid Propam, Kasat Brimob, Karo Ops. Masing-masing sudah ada sekitar 3 kompi pasukan di sana," papar Kapolda meyakinkan kekuatan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat.
Kapolda juga menerangkan kalau anggota polisi yang menjadi korban penikaman, sudah menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, dan selanjutnya dibawa ke Medan, Sumatera Utara.
"Kebetulan untuk anggota Polri (yang meninggal) ke sini (RS Bhayangkara,red), dan langsung dibawa ke Medan," katanya.
Terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota Sat Reskrim Polres Meranti ini, Kapolda Riau menegaskan kalau pihaknya akan mendalami hal tersebut. "Ini sedangkan kita turunkan tim dari Bid Propam (Bidang Profesi dan Pengamanan,red) ke sana (Meranti,red) untuk menindaklanjuti, mengecek prosedur-prosedur (penangkapan) yang telah dilaksanakan. Apa yang terjadi disana," tegas Kapolda Riau, Brigjen Pol Supriyanto. (dod)