SELATPANJANG (riaumandiri.co) - Suasana di Ibukota Kabupaten Kepuauan Meranti, Selatpanjang, terasa mencekam sepanjang Kamis (25/8). Hal ini menyusul terjadinya kerusuhan di Kota Sagu itu.
Ribuan warga menyerbu Mapolsek Kepulauan Meranti, Kamis siang kemarin. Setelah sempat terlibat adu dorong dengan petugas Kepolisian di gerbang Mapolres, kerusuhan pun pecah. Warga melempari Mapolres Meranti
Mapolres dengan beragam benda keras, seperti batu, kayu dan botol, yang mengakibatkan kaca-kaca banyak yang pecah.
Bahkan bentrok tersebut, seorang warga bernama Isruli (45), warga Jalan Dorak Kecamatan Tebing Tinggi, mengalami pendarahan hebat di kepala. Diduga, hal itu terjadi karena ditimpa benda keras. Tragisnya, ia pun akhirnya tewas karena kehabisan darah.
Hingga pukul 17.00 WIB, ribuan massa tampak masih berkumpul di sejumlah ruas jalan yang mengarah ke Mapolres Meranti. Namun menjelang Magrib, situasi dikabarkan mulai kondusif, setelah Polda Riau menurunkan sejumlah petugas untuk mengamankan kondisi.
Informasi di lapangan menyebutkan, emosi warga dipicu kabar tentang tewasnya Ap, seorang pegawai honorer di Dinas Pendapatan Daerah Meranti. Yang bersangkutan, pada Kamis (25/8) dini hari kemarin, terlibat perkelahian dengan salah seorang anggota Polres Meranti, Brigadir Adil S Tambunan. Peristiwa itu terjadi di salah satu hotel di Selatpanjang.
Dalam kejadian itu, Adil menerima sejumlah luka serius akibat bacokan senjata tajam yang dihunus AP. Nyawa Adil akhirnya tak bisa diselamatkan. Ia tewas saat akan dibawa ke RSUD Selatpanjang karena kehabisan darah.
Tak beberapa lama kemudian, petugas pun meringkus Ap. warga Gang Air Merah, Jalan Banglas Selatpanjang itu diamankan saat berada di Desa Mekar Sari, Kecamatan Merbau.
Saat ditangkap, pelaku berusaha melarikan dan melakukan perlawanan. Tak ayal, Ap terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan di kedua kakinya. Nyawanya juga tak bisa diselamatkan. Ia diduga kehabisan darah saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Namun isu yang berkembang, Ap disebut-sebut tewas akibat penganiayaan yang diduga dilakukan oknum Polres Meranti. Dugaan itu mencuat, karena berdasarkan sejumlah foto yang dimuat di media sosial, menunjukkan Ap masih dalam keadaan hidup saat ditangkap.
Buntutnya, warga pun berbondong-bondong mendatangi RSUD Selatpanjang, untuk melihat kondisi Ap.
Menyikapi emosi massa yang kian memuncak, sempat dilakukan pertemuan di aula RSUD Selatpanjang. Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Asep Iskandar, Sekdakab Meranti Iqaruddin, serta sejumlah tokoh masyarakat Meranti dari berbagai elemen.
Dalam pertemuan itu. perwakilan warga meminta penjelasan dari pihak Kepolisian, perihal kematian yang dialami Ap. Menanggapi hal itu, Kapolres Asep Iskandar menjanjikan akan melakukan penyelidikan terhadap anggotanya yang dikatakan berperan dalam kematian Ap tersebut.
Serbu Mapolres Entah bagaimana awalnya, usai pertemuan itu, massa secara tiba-tiba langsung mendatangi Mapolres Meranti. Saat akan berusaha menerobos masuk, upaya warga itu coba dicegah petugas yang berjaga. Sehingga terjadi aksi saling dorong antara warga dan petugas. Saat kondisi kian genting, tiba-tiba rusuh pun pecah. Hujan batu dan benda keras lainya seperti kayu dan botol pun terjadi. Benda-benda keras itu ditujukan kepada petugas yang berusaha menahan warga.
Dalam rusuh itu, tiba-tiba Isruli (45) salah seorang warga, roboh dengan kondisi kepala berdarah. Ia akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Namun di tengah perjalanan, nyawanya tak bisa lagi diselamatkan.
Kematian Isruli menambah suasana menjadi kian mencekam. Pasalnya, sempat beredar isu yang menyebutkan pria itu tewas akibat terkena peluru petugas. Sementara pengakuan dari petugas, korban terkena lemparan batu yang cukup besar yang datang dari arah massa saat terjadi dorong-dorongan di gerbang Mapolres Meranti.
Buntutnya, rusuh pun kembali pecah. Batu-batu kembali beterbangan di Mapolres Meranti, yang menyebabkan banyak kaca pecah. Untuk mengurai massa, petugas akhirnya melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata.
Meski mundur, namun massa tetap berkumpul di beberapa titik menuju Mapolres. Dalam kondisi itu, petugas mengamankan batu yang menimpa warga yang menjadi korban tersebut.
Didatangi Tokoh Masyarakat Sekitar pukul 16.00 WIB, sejumlah tokoh masyarakat lintas sektoral pun secara bersama-sama mendatangi Mapolres Meranti. Pertemuan pun kembali dilakukan. Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Meranti juga ikut hadir. Pertemuan itu bertujuan untuk mencari solusi, sehingga situasi di Selatpanjang bisa kembali tenang.
Namun ketika pertemuan berlangsung, rusuh kembali terjadi di luar Mapolres Meranti. Dua unit sepeda motor terbakar. Masa masih tetap menuntut pihak yang bertanggung jawab dalam kematian Ap segera dihadirkan.
Dalam kesempatan tersebut Kapolres berjanji akan menindak tegas jika terhadap anggota yang diduga telah melakukan penyimpangan hukum. Asep juga menerangkan, masalah itu telah dilaporkan ke Polda Riau bahkan hingga Mabes Polri. Tak hanya itu, petugas Propam dari Polda Riau juga akan turun tangan untuk melakukan penyelidikan.
Asep berjanji akan menindak tegas anggotanya jika terbukti melakukan kesalahan. “Jadi, berikan kami waktu untuk melakukan proses hukum," ujarnya yang ketika itu didampingi Wakapolres Meranti RA Samosir.
Bantuan Datang Sekira pukul 17.00 WIB sore kemarin, bantuan personil datang dari Polda Riau, Polres Bengkalis dan Polres Siak. Kedatangan bantuan tersebut berhasil mengusir kerumunan massa yang masih berkumpul di lima ruas jalan menuju Mapolres Meranti.
Dalam kesempatan itu, Wakapolres Meranti RA Samosir mengharapkan warga Selatpanjang tidak mudah terprovokasi karena isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. "Ini penting, agar kedamaian dan ketenteraman di Selatpanjang tetap terjaga," harapnya. (jos)