JAKARTA (Riaumandiri.co) - Pasangan yang sudah dikaruniai dua anak ini mendatangi pusat kesehatan mental untuk anak muda, Youthscape, di Luton, Inggris, Rabu (24/8/2016). Mereka bertemu dengan anak-anak remaja yang sedang memasak kue di dapur, salah satu fasilitas yang ada di Youthspace.
"Apa yang sedang kamu buat? Baunya sangat enak," begitu Kate mengawali obrolannya dengan anak-anak remaja yang ditemuinya itu.
Duchess of Cambridge pun tampak tertarik mengetahui resep kue cokelat yang tengah dibuat anak-anak remaja tersebut. "Apa yang kamu masukkan? Apakah hanya cokelat? Atau ada sirup juga? Enak, enak," komentarnya lagi.
Lalu kemudian Kate berbagi cerita mengenai seputar pengalamannya memasak bareng putra sulungnya Pangeran George. Sang pangeran suka membuat dapurnya berantakan.
Wanita berusia 34 tahun itu juga bercerita tentang apa yang terjadi di dapurnya disela-sela melakukan tugas kerajaan bersama suaminya, Pangeran William. Pada saat itu ketika dia berusaha membuat kue cokelat serupa di dapurnya bersama putranya. "Saat aku mencoba membuat ini bersama George di rumah, cokelat dan sirupnya sampai ke mana-mana. Dia membuat kekacauan. Benar-benar berantakan," tuturnya.
Salah seorang ibu yang berkesempatan bertemu Pangeran William dan Kate Middleton di pusat kesehatan mental itu, Suzanne Dow, mengungkapkan cerita yang sama mengenai Pangeran George. Dari cerita sang putri dia tahu kalau pangeran kecil itu suka makan spaghetti. "Dia suka makan spaghetti dan membuat segalanya berantakan," kata Dow yang anaknya menderita gangguan mental.
Kampanye kesehatan mental anak memang menjadi perhatian Pangeran William dan Kate selama menjalani tugas dari Kerajaan Inggris. Pada November 2015 kemarin, ibu dua anak itu untuk pertamakalinya memberikan pidato cukup panjang, kurang lebih 3,5 menit, membicarakan soal kesehatan mental anak.
Dalam pidatonya di acara pertemuan dengan para guru, Kate menyampaikan dia cukup beruntung lahir di keluarga yang penuh cinta. Sehingga saat anak-anak dia merasa dilindungi, dicintai dan didengarkan.
"Tapi tentu saja banyak anak-anak yang tidak beruntung. Sejak awal aku bekerja dalam area seperti kampanye mengenai kecanduan, aku seringkali melihat bahwa akar masalah dari buruknya kesehatan mental orang dewasa adalah karena masalah di masa kanak-kanak yang tak terselesaikan," kata wanita lulusan sarjana ilmu sejarah seni itu.
Oleh karena itulah Kate berharap semua pihak mau lebih peduli pada anak-anak, khususnya kesehatan mentalnya. Menurutnya anak-anak harus mendapatkan cinta, perhatian dan waktu dari orang dewasa, khususnya orangtua mereka. (dtc/vie)