PEKANBARU (HR)- Suzuki Ertiga Matic mobil merupakan varian type transmisi otomatis yang menjadi andalan Matic untuk meramaikan pasar mobil low MPV di Indonesia. Sebagai kendaraan dengan konsep mobil keluarga dihadirkan PT. Suzuki Indomobil Sales memiliki desain sama dengan pendahulunya Ertiga bertransmisi manual.
"Suzuki Ertiga Matik terdiri dari dua pilihan varian, GX A/T dan GL A/T, memiliki mesin tipe K14B 1.4 liter serta teknologi Variable Valve Timing (VVT) dengan transmisi otomatis. Menjadikan mobil ini terasa responsif dan meyakinkan pengendara saat terjebak macet. Pada bagian keselamatan, sudah disertakan fitur standar seperti Collapsible Steering Colum, Keyless Entry, Safety Belt dan Immobilizer. Sebagai fitur tambahan khusus untuk versi GX, terdapat Dual SRS Airbag, side impact beam, ABS dan EBD," kata Hardi Yunianto, Service Advisor PT. Sejahtera Buana Trada (SBT).
Hardi memaparkan cara pengoperasian Matik Ertiga bagi konsumen yang belum memahami, 1 P (park/parkir): Pada saat tuas transmisi otomatis berada/digeser ke posisi P, memungkinkan mesin dinyalakan tidak langsung berjalan, karena sistem pengunci parkir bekerja (parking lock assembly).
Mesin mobil bisa dinyalakan saat tuas pada posisi P atau N (neutral), ini dirancang karena mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan pengendara. 2. R (reverse/mundur): Memungkinkan mobil berjalan mundur.
Kebanyakan mobil A/T, akan terasa entakan ketika menggeser tuas transmisi dari posisi P ke R. Ini akibat terjadi peningkatan tekanan oli dalam sistem hidrolis dalam ruang transmisi.
Peningkatan tekanan oli ini, atau yang dikenal dengan istilah booster, bertujuan meningkatkan daya cengkeram-mekanik pelat kopling dengan pelat baja dalam sistem transmisi otomatis, yang bertujuan untuk penggerak. 3. N (neutral/netral). Pada saat tuas transmisi otomatis digeser ke posisi N, memungkinkan mesin mobil hidup tanpa mobil bisa berjalan.
Biasanya, posisi N dipilih saat pengendara ingin berhenti sejenak seperti saat lampu merah. Selain menghemat kampas rem dan kampas kopling/pelat baja, menggeser tuas ke posisi N lebih aman, dan mencegah mobil nyelonong tanpa dikehendaki. Posisi N juga bisa dipilih saat mobil parkir paralel.
Sama saat tuas di posisi P, pada saat di posisi N, umumnya mesin mobil bisa dihidupkan. 4. D (drive): Tuas transmisi di posisi D, memungkinkan mobil berjalan/ melaju dengan perpindahan kecepatan berlangsung secara otomatis, mulai dari gear 1st umumnya sampai gear 3rd (gear 3rd dengan rasio gear 1 : 1).
Perpindahan kecepatan secara otomatis tanpa harus menginjak pedal kopling, layaknya mobil bertrasnamisi manual. 5. D-3 atau overdrive/OD: Pada saat tuas transmisi digeser ke posisi D-3, atau pada beberapa jenis mobil, saat tombol OD yang ada di tuas transmisi diaktifkan, memungkinkan terjadi perpindahan rasio gear dari 1st ke OD, sehingga hemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang. Posisi gear D-3 atau OD, juga memungkinkan membatasi perpindahan percepatan mobil maksimum pada gear 3rd. Umumnya moda D-3 atau OD terasa fungsinya ketika mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 kilometer.(her)