Manchester (riaumandiri.co) - Sebagai pelatih anyar, setidaknya Pep Guardiola sudah mengawali tugasnya dengan sangat baik. Di dua pentas Premier League pertama pelatih berkebangsaan spanyol tersebut telah berhasi memberi 6 poin untuk klub baru yang dilatihnya, pertandingan pertama yaitu kemenangan perdana mereka dikandang dengan mengalahkan stoke city 2 -1 dan teakhir mereka berhasil mencuri kemnangan dikandang stoke city dengan skor 1 - 4 dan berhasil membuat manchester city bertengger di puncak klasemen sementara.
Kabar menggembirakan lainnya, Guardiola juga sudah meletakkan satu kaki City di pentas yang tak kalah bergengsi, yakni Liga Champions edisi terbaru. Leg pertama playoff dilewati Sergio Aguero dan kawan-kawan dengan kemenangan telak 5-0 di kandang Steaua Bucuresti beberapa waktu lalu.
Pada laga home di Etihad Stadium, Rabu (24/8), The Citizens hanya butuh hasil imbang dan itu bukanlah perkara sulit bagi mereka.
Kedatangan Guardiola, menggantikan Manuel Pellegrini, mengapungkan harapan besar, setidaknya bagi para petinggi klub terlebih fans setia. Juara Premier League merupakan target utama, syukur-syukur bisa menjadi yang terbaik pula di Liga Champions.
Guardiola, rekam jejaknya bersama klub sebelumnya, Barcelona dan Bayern Munich, sosok yang bertabur prestasi. Di tangannya, Barcelona, dari kurun waktu 2008–2012, tak hanya perkasa di kompetisi domestik melainkan juga Eropa. Tiga kali jawara La Liga, dua Copa del Rey, dua kali kampiun Liga Champions.
Hijrah ke Jerman, menukangi Bayern (2013–2016), Guardiola tetap sakti. Die Roten tiga musim beruntun memenangkan Bundesliga: 2013/2014, 2014/2015, 2015,2016.
Sayang, taktisi berusia 46 tahun gagal di Liga Champions. Namun, tiga trofi tambahan yaitu DFB-POkal, UEFA Super Cup, serta FIFA Club World Cup setidaknya masih bisa menghibur hati.
Panen prestasi, wajarlah kalau Guardiola bersama City-nya dijagokan musim ini. Tapi rupanya, Michael Ballack punya pandangan berbeda. Legenda Bayern itu justru sebaliknya, kendati dia tak membantah kalau Guardiola pelatih hebat.
"Jangan terlalu berharap banyak kepadanya," kata Ballack, dilansir Soccerway.
Guardiola, menurut Ballack, seorang pelatih yang begitu mengangungkan kesempurnaan. Guardiola juga sangat piawai membaca kekuatan dan kelemahan lawan. "Dia memainkan timnya dengan keinginannya yang kuat," kata Ballack.
Akan tetapi, City merupakan tantangan baru dengan target-target baru pula. Kata Ballack itu tidak mudah, karena City bukanlah Bayern. "Kualitas kedua tim tidaklah sama. Saya tidak tahu, apakah dia bisa mendapatkan tim seperti di Bayern," kata Ballack.
Tak ada yang melarang Ballack mengeluarkan pendapat, selama dia punya argumen. Tapi Ballack harus bisa mengapresiasi gebrakan yang dilakukan Guardiola, dalam merealisasikan target di musim pertamanya dengan cara mendatangkan sejumlah pilar anyar seperti Ilkay Gundogan, Oleksandr Zinchenko, Nolito, Leroy Sane, dan John Stones.
Dukungan fans yang berdiri di belakang, semakin membakar semangat Guardiola untuk bisa menaklukkan Inggris dan Eropa. (sps/ivn)*