Padang (riaumandiri.co)-DPRD Sumatera Barat (Sumbar), menilai wacana penerapan sekolah sehari penuh masih perlu persiapan matang agar program tersebut benar-benar memajukan mutu pendidikan.
"Harus ada persiapan matang seperti guru, program, biaya benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai nantinya program tersebut menjadi beban bagi anak didik," ujar anggota Komisi V Bidang Kesra DPRD Sumbar, Achiar di Padang, Jumat (19/8).
Ia menambahkan konsep sekolah sehari penuh untuk sekolah di Indonesia bukan lagi suatu hal yang baru, seperti sekolah berbasis pondok pesantren atau di sekolah swasta. Tetapi jika ingin dijadikan program nasional, tidak semudah yang dibayangkan perlu pematangan dalam persiapannya.
Ia mengemukakan apalagi dengan kondisi saat ini adanya perubahan kurikulum, jadi perlu dipertimbangkan dari sudut lainnya.
Menurutnya dalam menerima wacana tersebut daerah hanya menerima saja, terlepas siap tidak siapnya sekolah tersebut karena kebijakan itu memang datangnya dari pusat.
Namun, ia menjelaskan dari dunia pendidikan Sumbar yang terlebih penting dari wancana tersebut yakni masalah pelimpahan kewenangan SLTA ke provinsi yang saat ini masih menjadi pembicaraan.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengusulkan sistem full day school untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta. Tujuannya agar anak tidak sendiri ketika orang tua mereka masih bekerja.
"Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja," katanya.
Menurutnya, jika anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau mengaji sampai dijemput orang tuanya usai jam kerja. Dan, anak-anak bisa pulang bersama-sama orang tua mereka, sehingga ketika berada di rumah, mereka tetap dalam pengawasan, khususnya orang tua. (ant/azw)