MADINAH (riaumandiri.co)-Hingga saat ini, total ada 11 orang jamaah calon haji asal Indonesia, yang wafat di Madinah, Arab Saudi. Dari total jumlah itu, sebanyak tiga orang berasal dari Riau.
Selain itu, ada sekitar 10.532 JCH yang menjalani rawat jalan di Madinah dan Airport. Sedangkan sebanyak 99 orang menjalani rawat inap di Madinah dan mendapat rujukan sekitar 186 orang.
Berdasarkan data Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, Jumat (19/8), ada tambahan satu JCH yang wafat. JCH tersebut bernama Tasniah binti Durakim Datem (73). JCH tersebut dari Kloter 3 Padang 11 JCH dengan paspor B3160023. Tasniah wafat pada pukul 05.00 waktu Saudi di RSAS, Madinah.
Sedangkan tiga JCH Riau yang wafat adalah Sukiman Bin Kariou Kromondiko (62) pemegang paspor B37074198 dan Sarjono Bin Muhammad Amin (61) pemegang paspor B3073952 serta Martina binti Sabri Hasan (57) pemegang paspor B3074123.
Para JCH lain yang juga telah dipanggil menghadap Sang Maha Kuasa adalah Senen bin Dono Medjo (79) Kloter 007 Embarkasi Surabaya, Siti Nurhayati binti Muhammad Saib (68) Kloter 002 Embarkasi Aceh, Khadijah Nur binti Imam Nurdin (66) Kloter 004 Embarkasi Aceh, Dijem Djoyo Kromo (53) Kloter 18 Embarkasi Solo, Oom Eli Asik (66) Kloter 003 Embarkasi Jakarta-Bekasi, Nazar Bakhtiar bin Batiar (82) Kloter 001 Embarkasi Padang, Juani bin Mubin Ben (61) Kloter 006 Embarkasi Aceh, Asma binti Mian (78) Kloter 001 Embarkasi Padang dan Tasniah binti Durakim Datem (73) Kloter 003 Embarkasi Padang.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr Melzan, mengatakan, Indonesia memiliki fasilitas klinik kesehatan bagi para JCH di Makkah. Saat ini, klinik tersebut sudah siap 100 persen untuk memberikan pelayanan kepada JCH. "Sudah siap 100 persen," ungkapnya.
Dikatakan, KKHI Daker Makkah diperkuat dengan 99 tenaga kesehatan dan 52 orang Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK). Sedangkan di sektor terdapat 53 tenaga kesehatan dan 27 TPK. Dengan demikian total ada 241 orang tenaga kesehatan di Makkah.
Tenaga dokter yang membantu KKHI terdiri dari 18 dokter spesialis, antara lain: penyakit dalam, paru, saraf, jiwa, bedah, anestesi, jantung. Selain itu, terdapat 29 dokter umum, 1 dokter gigi, 18 tenaga sanitasi surveilans, 13 apoteker, 72 perawat, 2 tenaga gizi, 1 rekam medik, 2 petugas laboratorium, 1 elektro medik, 1 petugas rontgen, serta 2 tenaga Siskohatkes dan 2 tenaga administrasi.
Sedang untuk rawat inap terdapat ruang rapat inap laki-laki, perempuan, dan penderita masalah emosi dan perilaku. "Saat ini ada 144 bed plus 13 cadangan sehingga totalnya 157 bed, untuk laki-laki dan perempuan," ujarnya.
Khusus untuk ruang rawat emosi dan perilaku, terdapat juga ruang isolasi khusus. Berkaca pada pengalaman tahun lalu, ada sejumlah kasus jamaah mengalami gangguan emosi dan perilaku saat berada di Makkah dan ditimbulkan karena berbagai faktor.
Sebagai bagian persiapan, tim KKHI juga telah menyiapkan Standard Operasional Prosedur (SOP) sesuai standar layanan internasional sebagaimana diatur dalam ketentuan Arab Saudi, bahwa pelayanannya harus sesuai standar internasional.
"KKHI juga telah membentuk tim visitasi dan tim gerak cepat untuk melakukan pelayanan sampai ke kloter. Kita di KKHI tidak hanya menunggu jemaah sakit datang ke sini, tapi kita akan turun ke bawah menjaring sampai ke sektor," terang Melzan.
KKHI juga didukung Tim Promotif Preventif (TPP). Mereka bergerak ke kloter dan sektor untuk melakukan tindakan promotif dan preventif. Visitasi dilakukan agar rujukan yang dikeluarkan kloter atau sektor tidak terlambat jika memerlukan tindakan spesialistis. "Kita yang melakukan visitasi ke kloter-kloter yang dianggap bermasalah," ungkapnya.
Tim gerak cepat dan promotif preventif adalah inisiatif tim kesehatan tahun ini untuk memberi layanan terbaik pada jemaah. Berdasarkan hasil evaluasi tahun lalu, tim ini dibutuhkan agar para jemaah bisa terdeteksi sejak dini keluhan medisnya. (bbs, dtc, ral, sis)