BENGKALIS (riaumandiri.co)-Pendistribusian BBM ke sejumlah stasiun APMS di Bengkalis untuk sementara dilakukan PT Pertamina Patra Niaga. Hal itu menyusul aksi mogok pengusaha APMS akibat penurunan tarif transportasi mobil tanki secara sepihak oleh Pertamina Patra Niaga.
"Sifatnya sementara karena pemilik APMS masih mogok. Itu pun dalam jumlah terbatas," ujar Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Bengkalis, H Raja Arlingga kepada wartawan, Minggu (6/8).
Sejauh ini sambung Arlingga, belum ada kepastian kapan mobil-mobil tanki milik APMS akan beroperasi. Pemilik APMS menunggu kepastian soal biaya transportasi. Rencananya,kemarin ada pertemuan di Jakarta antara PT Pertamina Patra Niaga dengan pengusaha APMS membahas masalah tersebut.
"Harapan kita ada win-win solution, karena masalah ini bukan hanya menyangkut pengusaha APMS, melainkan juga para tenaga kerja yang mereka tanggung," ujarnya.
PT Pertamina Patra Niaga menurut Arlingga bisa saja menghandle pendistribusian BBM ke Bengkalis. Namun, dengan tidak beroperasinya mobil tanki milik APMS akan menimbulkan permasalahan sosial. "Akan banyak tenaga kerja yang menganggur," katanya lagi.
Terpisah, salah seorang pengusaha APMS Hendri Sukamto Halim saat dihubungi mengatakan kalau pihaknya saat ini masih mogok. Dirinya menunggu pertemuan dengan Patra Niaga yang akan berlangsung Senin (8/8).
Sebelumnya diberitakan, dampak dari penurunan ongkos angkut BBM dari Dumai dan Sungai Pakning ke Pulau Bengkalis oleh PT Pertamina Patra Niaga membuat lima APMS yaitu UD Hendri Sukanto Halim, PD Surya Abadi Utama, PD Riau Petro Jaya, PT Riau Petro Gemilang dan CV Bahtera Sentosa Jaya sama sekali tidak mendistribusikan dan mengambil delivery order (DO) mereka.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bengkalis melalui Sekretaris Disperindag Alfakhrurrazy ketika ditanya mengaku ada enam APMS yang masih belum mendistribusikan BBM subsidi, karena penurunan ongkos oleh anak perusahaan Pertamina terhadap transportir BBM. Kalaupun ada APMS yang mendistribusikan BBM susbdisi kemarin, itu hanya menebus DO mereka sebelumnya.
"Sejauh ini sudah ada komunikasi dengan pihak Pertamina terkait aksi mogok secara tidak langsung oleh pengelola APMS karena penurunan ongkos kirim yang diberlakukan tersebut. Namun solusi kongkritnya kita masih menunggu adanya kesepakatan soal tarif angkut BBM yang dikeluhkan pengelola APMS, "papar Alfakhrurrazy, baru-baru ini.
Sebelumnya, sudah ada kesepakatan bersama pengelola APMS pada tanggal 25 Juli 2016 melalui surat yang ditujukan kepada Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera dan Operation Area Manager PT Patra Niaga. Ada tujuh item yang berisikan keberatan dari pengelola APMS terhadap penurunan ongkos terhadap para transportir BBM bersubsidi untuk Pulau Bengkalis.
"Ada tujuh item yang kita sampaikan kepada pihak PT Pertamina Patra Niaga yang intinya menolak penurunan ongkos kirim BBM kepada transportir. Karena penurunan ongkos angkut oleh pihak Pertamina, tidak dibarengi dengan penurunan tariff tiket penberangan kapal ferry roro maupun harga spare parts kendaraan,"papar Abd Rahman, Direktur BUMD PT BLJ yang juga mengelola APMS.
Dari tujuh item yang disampaikan ke GM PT Pertamina Patra Niaga diantaranya adalah tarif angkut yang ditetapkan tidak sesuai dengan hasil negosiasi yang dituangkan dalam berita acara penawaran tarif/harga yang ditandatangani tanggal 23 Maret 2016 antara GM PT Pertamina Patra Niaga regional Sumatera dengan masing-masing transportir. Kemudian penurunan tarif BBM tanggal 01 April 2016 oleh pemerintah tidak berpengaruh langsung terhadap cost operasional transportir. (man)