PEKANBARU (riaumandiri.co)-Penyidik Polresta Pekanbaru tengah memburu R, seorang sales distributor obat-obatan di Kota Pekanbaru. Pasalnya, ia diduga menjadi otak dari peredaran sejumlah serum palsu di Kota Bertuah, yang berhasil diungkap baru-baru ini.
Kuat dugaan, bermula dari R, barang yang berbahaya bagi kesehatan itu sampai ke tangan tiga orang warga Pekanbaru, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Ps, Sa dan A alias By.
Dari interogasi yang dilakukan penyidik, ketiganya mengakui serum palsu tersebut diperoleh dari R. Otak Berdasarkan keterangan itu, petugas pun langsung mencari keberadaan R.
"Sumber barangnya (tiga tersanga) sama (dari R). Dia (R,red) warga Pekanbaru dan seorang sales. Kita cek ke rumahnya, tapi yang bersangkutan sudah tidak ada lagi," ungkap Kapolresta Pekanbaru, Kombes Tony Hermawan, Jumat (5/8).
Dikatakan Toher, demikian ia akrab disapa, tiga orang tersangka tersebut diyakini hanya berperan sebagai kurir atau penyalur serum palsu.
Sedangkan otaknya diduga adalah R. Kuat dugaan ia sendiri yang meracik serum-serum tersebut dan bukan merupakan pasokan dari daerah lain. Kendati begitu, Toher memastikan kalau pihaknya terus mendalami hal ini.
"Kalau pengakuan yang tiga (tersangka) ini, mereka baru kali pertama. Tapi tentu kita dalami lagi ya. Sekalian menyelidiki apotek dan klinik mana saja yang jadi peredaran serum tersebut," terang Toher.
Seperti dirilis sebelumnya, terungkapnya peredaran serum palsu tersebut bermula ketika jajaran Polsek Rumbai Pesisir mengamankan dua tersangka, yakni PS dan Sa, Senin (1/8) lalu. Dari tangan keduanya, petugas menyita 200 ampul serum palsu.
Selanjutnya, Polresta Pekanbaru mengamankan A alias By yang merupakan pemilik Apotek Lekong Farma yang berada di Jalan Hang Tuah. Pusat penjualan obat-obatan yang terkenal ramai pelanggan itu digerebek Polisi pada Rabu (3/8) kemarin.
Dari penggerebekan itu, Polisi mengamankan tujuh botol serum anti Tetanus atau Biosat palsu dan 10 botol serum anti bisa ular palsu. Saat ini, apotek tersebut telah disegel petugas.
Perketat Pengawasan Selain upaya penindakan, Toher menegaskan pihaknya juga melakukan upaya pencegahan dengan memperketat pengawasan terhadap sejumlah apotek dan klinik di Pekanbaru.
Setidaknya ada 350 apotek serta seratusan klinik di Pekanbaru masuk daftar pengawasan Polisi, dengan dibantu Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Provinsi Riau. Hal ini dilakukan untuk melacak kemungkinan penyebaran serum palsu tersebut.
"Ini langkah antisipasi kita, sekaligus mencari dimana lagi ada apotek dan klinik yang diduga masih menjual serum palsu," terangnya.
Tak hanya itu, Polresta Pekanbaru juga berencana melakukan verifikasi ulang terhadap ratusan apotek dan klinik tersebut. "Sudah jalan sebagian. Kita sudah cek masing-masingnya dan belum ada ditemukan (serum palsu, red)," imbuhnya. (dod)