RENGAT(HR)-Tak ingin di daerahnya menjadi lokasi maksiat, ratusan warga yang tergabung dalam Badan Kontak Majelis Taklim Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, melakukan sweeping ke panti panti pijat dan cafe yang diduga tempat mesum di seputaran Belilas.
Aksi sweeping ratusan ibu-ibu BKMT tersebut berlangsung akhir pekan kemarin. Sedikitnya tiga panti pijat yang diduga panti pijat plus dan tiga cafe menjadi sasaran dalam aksi mereka. "Warga resah karena sejak beberapa bulan terakhir praktik prostitusi yang berkedok panti pijat dan cafe kian marak di Kecamatan Seberida ini, khusunya di Kelurahan Pangkalan Kasai," ujar Ketua BKMT Kelurahan Pangkalan Kasai Asmawati, Minggu (8/2).
Dikatakan, sebelum melakukan sweeping, pihaknya sudah memberi tahu kepolisian setempat. "Kami tidak ingin kampung kami ini dikotori oleh perbuatan masiat. Ini merupakan peringatan pertama dari kami, jika praktik maksiat ini masih terus berjalan, maka kami akan kembali menggelar aksi yang lebih besar lagi dan langsung melakukan penutupan," tegasnya.
Aksi ini dimulai dari penertiban dua unit cafe yang ada di Kelesa dan dilanjutkan penertiban tiga panti pijat yang beroperasi di Pangkalan Kasai. Saat sweeping berlangsung, beberapa tamu terlihat kocar-kacir melarikan diri bersama para wanita pekerja di panti pijat tersebut. Tindakan sweeping dilakukanpersuasif.
BKMT meminta, panti pijat yang ada bekerja sesuai ketentuan dan tak melayani pijat plus, karena tak sesuai norma agama dan kesusilaan. Kapolres Inhu AKBP Ari Wibowo, melalui Kapolsek Seberida Kompol Bastari, membenarkan aksi tersebut.
"Mereka telah memberitahukan aksi itu sebelum mendatangi panti pijat dan cafe. Dengan demikian, kami juga mengimbau kepada pengusaha panti pijat untuk bekerja sesuai aturan dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma agama," pungkasnya. (eka)