Jakarta (riaumandiri.co) -Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai ruang pelonggaran kebijakan moneter masih terbuka cukup lebar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).
Walaupun akhirnya Bank Indonesia (BI) lebih memilih untuk menahan pada level 6,5%.
"Sebetulnya ruang pelonggaran moneter itu masih terbuka. Jadi kalau BI tidak menurunkan BI rate, saya melihatnya kok lebih karena mereka mau melakukan kebijakan baru yang tingkat Reverse Repo 7 hari," jelas Darmin di kantornya, Jakarta, Minggu (24/7).
Indikasinya terlihat pada realisasi inflasi yang terjaga dengan baik. Inflasi pada Juni 2016 tercatat sebesar 0,66% (month to month) atau 3,45% (year on year), relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadan dalam empat tahun terakhir.
"Kalau dilihat ruang untuk pelonggaran moneter, dilihat dari inflasi, dilihat dari kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan sebenarnya cukup jelas," terangnya.
"Sehingga saya kok percaya pada bulan bulan mendatang, BI masih akan mengembangkan lebih jauh, supaya dia sejalan dengan situasi perekonomian," ungkap Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut.
Seperti diketahui, BI Rate ditahan pada level 6,50%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 4,50% dan Lending Facility sebesar 7,00%. Bank Indonesia juga memutuskan BI 7-day (Reverse) Repo Rate tetap sebesar 5,25% sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016. (dtc/rin)