Munich (riaumadiri.co)-Kepolisian Jerman memastikan 10 orang tewas dalam insiden penembakan yang terjadi di restoran makanan cepat saji Mc Donald’s dan pusat belanja Olympia and Marienplatz, Munich, Jerman, Jumat (22/7) sore. Di antara korban tewas, terdapat sembilan warga sipil, sedangkan seorang lainnya pelaku yang menembak kepalanya sendiri.
Penembakan
Dikutip dari laman CNN, Sabtu (23/7), Kepala Polisi Hubertus Andrae mengatakan penembakan yang terjadi sekitar pukul 17.50 waktu setempat itu juga menyebabkan 16 orang terluka. Dia mengatakan polisi sempat mengira penembak berjumlah tiga orang, sampai akhirnya ditemukan jasad penembak yang bunuh diri di sisi sebuah jalan tak jauh dari pusat belanja tersebut.
“Berdasarkan rekaman video pengawas dan kesaksian korban, kami putuskan penembak itu bergerak sendirian,” ujar Andrae.
Kata Andrae, pelaku yang belum teridentifikasi jelas itu merupakan remaja keturunan Jerman-Iran, berusia 18 tahun, yang tinggal di Munich sejak 2 tahun lalu. “Identitas lengkapnya belum jelas, motifnya juga. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa ini.”
Remaja tersebut diketahui mulai melakukan aksinya di seberang gerai McDonald’s, yang berlokasi berhadapan dengan area Mal Olympia.
Seorang saksi bernama Lauretta pun sempat menceritakan ulang kejadian tersebut. Lauretta, yang tak ingin diketahui nama lengkapnya, mengaku berada di dalam gerai cepat saji tersebut saat penembakan berlangsung.
“Saya mendengar semacam suara alarm dan boom! boom! Dia menembaki anak-anak, mereka tak bisa lari,” ujarnya.
Lauretta menyebutkan putranya sempat berada di toilet bersama pelaku yang sedang menyiapkan senjatanya. Dia pun mengaku mendengar pelaku menyerukan “Allahu Akbar” sebelum beraksi. “Saya mengerti seruan itu karena saya seorang muslim. Saat mendengarnya, saya hanya menangis.”
Huseyin Bayri, saksi lain, mengaku mendengar teriakan pelaku. "Saya mendengar teriakannya, dia bilang, ‘Dasar kalian orang asing, kalian akan rasakan akibatnya. Aku ini orang Jerman’,” ujar Huseyin, menirukan pelaku.
Kesaksian Tobias Bendzko (29), warga Munichsedang berada di rumahnya, yang terletak di sisi barat Mal Olympia—yang menjadi lokasi penembakan kedua—setelah pelaku bergerak dari gerai McDonald’s.
“Sekitar satu jam setelah sampai di rumah, saya mendengar suara tembakan beberapa kali,” katanya saat dihubungi Tempo, Sabtu ini.
Bendzko mengaku mulai menyadari insiden tersebut setelah mendengar sirene dan peringatan dari polisi setempat. “Ada suara beberapa helikopter sedang menyisir lokasi itu. Sirene kendaraan petugas juga ramai terdengar. Polisi menyebar ke berbagai penjuru.”
Penembak awalnya beraksi di gerai makanan McDonald's yang terletak di seberang pusat perbelanjaan Olympia, kemudian merambat ke dalam pusat perbelanjaan yang berdekatan dengan stadion tempat penyelenggaraan Olimpiade 1972.
Setidaknya ada tiga orang yang dilihat saksi mata menembak secara membabi buta di dalam gerai McDonald's yang dipenuhi anak-anak.
Mereka kemudian berjalan keluar tempat makan tersebut sambil terus menembaki semua orang yang berada di jalan sebelum akhirnya memasuki pusat perbelanjaan Olympia.
Polisi Muenchen menyebut serangan Jumat siang tersebut dugaan terorisme. Mereka memperingatkan warga tetap berada di dalam rumah saat operasi berlangsung.
Buku 'Menembak Brutal'
Kepolisian Kota Munich, Jerman, mengalami sedikit kesulitan mengungkap motif pelaku penembakan di area restoran makanan cepat saji McDonald’s dan Mal Olympia Einkaufsezentrum di Kota Munich, kemarin sore, 22 Juli 2016.
"Kami belum tahu motifnya, apakah terorisme atau amukan. Kami tak bisa bertanya kepada tersangka sehingga ini sedikit menyulitkan," kata Kepala Kepolisian Kota Munich Hubertus Andrae.
Polisi Jerman mengantongi identitas pelaku sebagai warga Jerman keturunan Iran bernama Ali Sonboly, 18 tahun. Pelaku diperkirakan sudah dua tahun tinggal di Munich dan memiliki dua kewarganegaraan.
Orang tua pelaku kaget mengetahui anaknya melakukan penembakan di area restoran McDonald’s dan Mal Olympia Einkaufsezentrum. Menurut Kepala Polisi Kota Bavaria, ayah pelaku mengatakan anaknya tidak meninggalkan jejak apa pun terkait dengan aksinya.
Namun kepolisian Bavaria menemukan sebuah buku bertajuk “menembak secara brutal” di kamar tidur remaja itu. Temuan selanjutnya, polisi Bavaria mendapat informasi bahwa pelaku penembakan di Munich mengalami depresi dan dalam perawatan psikiater.
Tak Ada WNI
Sementara Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tak ada WNI yang menjadi korban penembakan di pusat belanja Olimpiazentrum & Marienplatz.
“Berdasarkan informasi KBRI Berlin dan KJRI Frankfurt, sampai saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban,” kata Iqbal dalam keterangan tertulis.
Iqbal mengatakan terdapat sekitar 11.780 WNI di wilayah kerja KJRI Frankfurt. Sebanyak 894 orang tinggal di Kota Munich. Sebagian besar atau 248 orang berstatus mahasiswa, 165 orang ibu rumah tangga, 151 orang karyawan, dan 9 orang wiraswasta.
Bagi keluarga WNI yang membutuhkan informasi, KBRI Frankfurt dapat dijangkau di nomor telepon ‪+49 162 4129044. Keluarga juga dapat menghubungi Hotline Kementerian Luar Negeri di nomor +6281290070027.(rep/tpc/kcm/dtc)