TEMBILAHAN (riaumandiri.co)-Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir yang diwakili Sekretaris Daerah Said Syarifuddin, melakukan pertemuan dengan pengusaha industri hilir yang berbahan baku kelapa di aula salah satu hotel di Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Sekda Said memaparkan potensi perkebunan kelapa yang sangat luas di Kabupaten Inhil, dengan produksi 4,5 miliar butir kelapa per tahun dari 439 ribu hektare kebun kelapa yang ada di wilayah setempat. Oleh karena itu, pengusaha tidak perlu khawatir akan kekurangan bahan baku, yang penting dan harus menjadi perhatian masalah kewajaran harga. Ini perlu komitmen seluruh pihak, agar jangan sampai harga kelapa tersebut jatuh ke tingkat yang sangat tidak wajar.
"Saat ini, tidak sedikit kelapa di Inhil yang dijual keluar negeri, karena memang harga disana lebih baik. Maka dari itu, kami undang investor untuk menanamkan modalnya di Inhil," tutur Sekda, Rabu (20/7). Dari beberapa pengusaha yang hadir pada acara tersebut, sangat tertarik dengan potensi kelapa yang dimiliki Kabupaten Inhil, namun mereka menyampaikan beberapa pertanyaan dan masukan untuk menjadi kajian selanjutnya.
Seperti yang diungkapkan oleh M Tohir, pengusaha karbon aktif, vco dan kopra putih dari Surabaya, yang menyatakan, pentingnya konsep pengembangan kelapa di Kabupaten Inhil bagi tumbuhnya industri kecil. "Yang penting juga, penetapan harga dasar kelapa yang perlu dikaji dengan komprehensif, karena semua yang ada di kelapa punya nilai dan tidak sama dengan kelapa sawit," katanya.
Sementara itu, konsultan niaga bagi kelompok tani perkelapaan dari Pandeglang Sindy, berharap ada lebih banyak pembinaan kepada usaha produksi hilir dari kelapa, dengan memberdayakan kelompok tani, kembangkan usaha home industri kelapa dengan pembinaan yang profesional mulai dari cara penanaman, pemeliharaan kelapa, manajemen kelompok dan home industri modern. "Di Inhil ini juga diperlukan bapak angkat dalam niaga kelapa, sehingga harga bisa stabil," tambahnya.
Untuk kelanjutan pembicaraan masalah itu, akan dilaksanakan September depan dengan peserta yang lebih banyak, direncanakan dari 13 negara. Pada pertemuan tersebut, turut hadir rombongan Pemda Minahasa Utara yang dipimpin Wakil Bupati (Wabup) R Limbonh, Ketua Dewan Kelapa Nasional, Ketua Asosiasi Sabut Kelapa, Asian Pacific Coconut Corp, utusan dari Philipina, India dan Srilangka, serta sejumlah pejabat eselon di lingkungan Pemkab.
Sedangkan pihak pengusaha, dihadiri oleh mereka yang usahanya berbahan baku kelapa, seperti bricket, karbon aktif, kopra putih, virgin coconut oil, usaha kelapa integrited, usaha kelapa parut kering, pengolahan sabut kelapa, minyak makan, sabun dan lain-lain. (adv/hms)