PEKANBARU (riaumandiri.co)-Hilangnya lempengan kuningan yang melekat di tugu Adipura beberapa waktu lalu membuat kesal Walikota Pekanbaru, H Firdaus. Dia menilai persoalan itu jelas mengandung unsur politik yang menggiring opini dan merubah pandangan masyarakat terhadap kepemimpinannya sebagai walikota.
"Apalah dosa tugu itu, berapalah harga lempengan kuningan itu kalau dijual perkilo itu sangat tidak mungkin, kan jelas berarti ada permainan orang tertentu. Tujuannya untuk merubah opini masyarakat di tahun politik ini, karena politik adalah opini, jadi untuk masalah itu lebih banyak unsur politik dari permasalahan sampah yang terjadi saat ini," kata Walikota, Rabu,(20/7).
Firdaus meminta seluruh camat agar menginstruksikan pemuda dan masyarakat untuk megawasi tugu adipura yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan kantor walikota. Karena dikhawatirkan ada sabotase yang
dilakukan oknum tertentu saat kunjungan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, ke Pekanbaru.
"Kalau ada oknum yang melakukan hal- hal tak terpuji, sikat saja, kita minta camat untuk mengerahkan pemuda dan masyarakat mengawasi tugu itu, karena kita belum memiliki CCTV disekitar tugu. Tapi kita akan menuju arah itu," tandas wako.
terkait permasalahn sebelumnya diberitakan, tugu Adipura yang melambangkan Pekanbaru pernah berhasil meraih sebagai kota terbersih diketahui, Senin (11/7) lalu, rusak tak beraturan. Enam lempeng kuningan yang biasanya tersemat di tiga bagian sisi atas dan bawah sudah hilang.
Akibatnya, tugu adipura tinggal kerangka dengan enam lubang menganga tempat melekatnya kuningan berelief Adipura dan akar kayu sebagai lambang lingkungan hidup. Tampak jelas hilangnya lempengan kuningan itu lantaran dicongkel paksa oknum tak bertanggung jawab, pasalnya kini pada bagian yang berlubang hanya tersisa beberapa kayu kecil yang digunakan sebelumnya sebagai penyanggah kuningan.(her).