BENGKALIS (riaumandiri.co)-Di tengah rintik-rintik hujan, sebanyak sembilan anak watan Kabupaten Bengkalis, diberangkatkan untuk bergabung pada tim kafilah Provinsi Riau pada Musabaqah Tilawatil Quran ke-26 Tingkat Nasional di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (15/7) sekitar pukul 08.00 WIB.
Acara pelepasan anak watan Bengkalis sebagai duta Provinsi Riau, dilakukan secara sederhana oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Bengkalis Arianto, yang juga Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ), di kantor LPTQ Bengkalis. Turut hadir dalam acara pelepasan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Bengkalis Jumari, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amrizal, Sekretaris LPTQ Ismail, Kabag Kesra Setda Bengkalis Eri Kusuma Pribadi, sejumlah pengurus LPTQ dan orangtua peserta.
Kesembilan peserta asal Kabupaten Bengkalis yang bakal tampil MTQ ke-26 Tingkat Nasional di Mataram, NTB, adalah Am’im Falahudin (tilawah anak-anak putra), Azwan (tilawah dewasa putra), Yuni Kartikan (Hifdzil Quran 5 juz tilawah putri), Suhaimai (Tafsir Quran bahasa Inggris putra), Satria Effendi (Khattil Quran mushaf putra), Muhammad Yafizh (Khattil Quran kontemporer putra), Nurul Nadia, Khomariah dan Aidil Fitra (Syahril Quran beregu).
Seyogianya, jumlah anak watan yang bakal dikirim ke NTB sebanyak 11 orang, namun dua orang tak bisa berangkat. Keduanya adalah Ananda Trie Dieza (Hifdzil Quran 1 juz tilawah putri) asalan tidak berangkat, karena tidak mendapat izin dari pihak sekolah yang ada di Pekanbaru. Kemudian Dewi Hariyanti cabang khatiil qur’an naskah putri, alasan tidak berangkat karena tengah hamil tua.
Sebelum terbang ke NTB untuk bermusabaqah, kesembilan peserta ini terlebih dahulu mengikuti program pemusatan latihan atau trainning centre (TC) di Pekanbaru bersama peserta lainnya dari kabupaten/kota se-Riau, selama sepuluh hari.
''Selama mengikuti program TC, kami minta untuk mengikuti seluruh aturan dan petunjuk yang diberikan oleh pembimbing. Dan tak kalah penting, tetap jaga kesehatan, kekompakan serta nama baik pribadi, keluarga dan daerah,'' ungkap Plt Sekda Bengkalis, Arianto.
Lebih lanjut Arianto mengaku, bangga atas amanah yang diembankan keapda kesembilan peserta asal Kabupaten Bengkalis ini. Sebab mereka merupakan anak watan asli Negeri Junjungan yang setia untuk membeli negeri ini, dan sekarang diberi kepercayaan menjadi duta Provinsi Riau.
Menariknya lagi, diantara sembilan nama tersebut, ternyata pada perhelatan MTQ tingkat Provinsi Riau di Siak sebelumnya, berada pada posisi juara dua dan tiga. Namun karena peserta juara satu tidak memenuhi syarat ketentuan untuk dikirim ke NTB, akhirnya tiga anak watan Bengkalis dipanggil oleh pihak provinsi.
“Sejak awal kita komitmen pada setiap event MTQ, membawa anak-anak watan asli daerah bukan ‘pemain impor’, makanya ketika hendak tampil di tingkat lebih tinggi, kita siap,” ungkap Arianto.
Terkait dengan adanya sinyalemen beberapa daerah mengorbankan idealisme demi meraih juara dengan cara mendatangkan ‘pemain impor’, Plt Sekda Bengkalis menegaskan bahwa persoalan ini sudah disampaikan kepada pihak provinsi maupun LPTQ provinsi Riau. Arianto berharap agar pihak provinsi lebih tegas dan tidak mentelorir setiap daerah yang menggunakan ‘pemain impor’ pada setiap perheletan MTQ. Sebab jika masalah ini diabaikan, maka daerah yang rugi, karena anak-anak watan daerah tidak bisa tampil di ajang bergengsi tingkat nasional.
Arianto juga mengimbau kepada orang tua peserta dan seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis untuk mendoakan kesembilan Azwan cs ini agar selalu diberi kemudahan, kesehatan dan bisa tampil maksimal pada perhelatan MTQ tingkat nasional di Mataram, NTB. Meskipun tidak lagi membawa nama Kabupaten Bengkalis, namun kesembilan anak watan ini tentu akan menjadi kebanggaan bagi daerah ini. (adv/humas)