BENGKALIS (riaumandiri.co)-Pemerintah Kabupaten Bengkalis menggelar rapat koordinasi persiapan menyambut Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah di lantai II Kantor Bupati Bengkalis, Rabu (22/6).
Rapat yang dipimpin Plt Sekretaris Daerah, H Arianto dihadiri Polres Bengkalis diwakili Yudhi, Dandin Bengkalis diwakili Irwan, Kepala Kantor Kemenag Bengkalis H Jumari, Dishubkominfo, Dinas Pasar dan Kebersihan, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Kabag Kesra dan pengurus masjid.
Rapat membahas terkait persiapan pengamanan mudik, pawai takbir dan salat Ied yang melibatkan stakeholder terkait seperti TNI, Polri, Dishubkominfo, Satpol PP dan Dinas Kesehatan.
Plt Sekda dalam arahannya berharap semua pihak yang terlibat dalam pengamanan mudik lebaran, pawai takbir dan salat Ied bisa menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
“Apa yang telah menjadi kesepakatan ini dalam rapat ini, saya mohon dipersiapkan dan dijalankan dengan baik. Kita akan turun langsung memantau apakah sudah dilaksanakan atau tidak,” tegas Arianto.
Sementara, Polres Bengkalis diwaliki Yudhi menyampaikan, mulai 30 Juni nanti atau H-7 lebaran, pihaknya akan menggelar pasukan tanda dimulainya Operasi Ramania yang akan dipusatkan di Lapangan Tugu.
“Operasi Ramania ini akan melibatkan personel TNI, Polri, Dishubkominfo, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan Dinas Pasar,” ujarnya.
Sedangkan dari Dandim, Irwan menyampaikan perlunya koordinasi yang inten antara stakeholder terkait sehingga pengamanan mudik, malam pawai takbir dan solat Ied berjalan aman dan lancar tanpa satu hambatan sedikitpun.
Ia juga menyampaikan perlunya mobil ambulance distandbykan di setiap posko pengamanan mudik lebaran guna mengantisipasi jika terjadi kecelakaan ataupun pemudik yang membutuhkan pertolongan. Dari Kakan Kemenag, mengingatkan dalam pelaksanaan salat Ied di lapangan, perlu menyiapkan lokasi salat yang bersih dari kotoran atau najis sesuai dengan tuntutan syariat. Kemudian ia juga menyampaikan perlunya pelayanan maksimal di pelabuhan roro baik di Air Putih maupun Sei Selari, seperti kebersihan musala, tempat wuduk dan WC.
“Ini perlu saya sampaikan, karena setiap tahun sering dikeluhkan masyarakat. Termasuk juga soal pengaturan antrean di roro, harus tertib. Jika tidak, hal ini bisa menimbulkan atau memicu kemarahan para pengguna jasa penyeberangan,” ujarnya. (adv/humas)