Pekanbaru (riaumandiri.co) - Untuk meng-update ilmu dan informasi yang baru di dunia kedokteran gigi, Persatuan Dokter Gigi Indonesia Wilayah Riau menggelar Seminar Dentistry yang mendatangkan narasumber dari luar negeri, Sabtu (28/5), di Hotel Pangeran.
Acara Seminar ini dihadiri langsung Ketua PDGI Riau, drg Sri Asih Gahayu, MKes dan dibuka Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Syafril. Acara seminar yang berlangsung dua hari tersebut menghadirkan sejumlah narasumber baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
Pembicara pertama menghadirkan narasumber dari Malaysia Prof Mohd Fuad Salleh yang
Hadirkan memaparkan persiapan dokter gigi dalam menghadapi persaingan bisnis dan MEA. Sedangkan narasumber kedua Dr drg Dewi Elianora Sp KGA yang memberikan masukan di bidang ekonomi. Nara smber Selanjutnya Drg Lenie Dahliana Cht NLP yang membahas persoalan pasien dengan karakter sulit.
Hari kedua seminar menghadirkan narasumber drg Mita Juliawati MARS, yang berbicara mengenai menagemen klinik gigi. Nara sumber selanjutnya Dr Irmaleny dan drg John Gunawan Lusari yang lebih menjelaskan teknologi pengerjaan dokter gigi dan skill dokter gigi.
Dalam sambutanya Ketua PDGI Riau Sri Asih Gahayu, mengatakan seminar ini merupakan hasil kesepakatan PDGI Riau di rapat kerja wilayah Riau bulan Januari lalu. Seminar ini untuk mengupdate ilmu dan informasi baru di dunia kedokteran gigi.
"Ilmu yang kita update tentulah untuk kita bersama dan juga untuk memperkuat diri dalam era pasar bebas masyarakat Ekonomi ASEAN," katanya.
Ditambahkan Sri, dirinya bersama dokter gigi lainnya yang tergabung di PDGI siap menekan masalah kesehatan gigi di masyarakat dengan membantu pemerintah mencapai cita -cita Indonesia bebas karies ini.
"Kepada Bapak Kepala Dinas, saya mewakili rekan sejawat dokter gigi Riau berkomitmen membatu pemerintah menurunkan angka karies gigi," tegas Sri.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Syafril mengatakan hasil Riskesdas menunjukan dari 10 kelompok penyakit yang terbanyak dikeluhkan masyarakat, penyakit Gigi dan Mulut yang menduduki urutan pertama yaitu 70 persen. Kendati sakit gigi tidak menimbulkan kematian secara langsung tapi dapat menurunkan produktivitas kerja.
"Hal ini juga salah satunya karena penyebaran dokter gigi yang belum merata dan pemanfaatan dokter gigi pasca PTT yang belum optimal," sebut Andra.(andika)