PEKANBARU (riaumandiri.co)-Sejak Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman resmi dilantik, posisi Wakil Gubernur Riau yang kini masih kosong, terus menjadi perbincangan hangat.
Kali ini, tanggapan datang dari anggota Komisi D DPRD Riau, Mansyur. Pihaknya menilai, calon Wagubri akan lebih baik bila diisi dari kalangan birokrat.
Politisi PKS dapil Kota Pekanbaru ini menilai, ada kelebihan bila posisi Wagubri diisi dari kalangan birokrat. Menurutnya, hal itu akan sesuai dengan profil Gubri Arsyadjuliandi Rachman, yang dikenal ekstra hati-hati dalam menentukan kebijakan. Kalangan birokrat, akan lebih memahami peraturan dan aturan main yang berlaku dalam pemerintahan.
"Wagubri harus bisa mem-back up penuh Gubernur Riau yang dikenal ekstra hati-hati. Maka wakilnya harus proaktif, itu bisa dari partai, lebih pas dari birokrat," ujarnya, Jumat (27/5).
Namun Mansyur juga mengakui, yang berwenang dalam menentukan sosok calon Wagubri tersebut, tentu saja Gubri Andi Rachman serta Partai Golkar selaku partai pengusung pada Pilkada Gubri tahun 2013 lalu.
Dijelaskannya, sesuai dengan prosedur,Andi
Partai Golkar menentukan dua orang calon Wagubri dan dikirimkan ke DPRD Riau untuk dipilih.
Selanjutnya, dikirimkan ke pusat untuk ditetapkan menjadi Wakil Gubernur Riau.
"Kita berharap siapa pun yang dipilih memiliki visi dan misi yang sama dengan gubernur dalam membangun Riau ke depan," terang Mansyur.
Menurutnya, ada kelebihan lain bila Gubri didampingi seorang birokrat. Keberadaannya dinilai akan sangat membantu khususnya untuk mengatur satuan kerja di DPRD Riau, agar bisa menggenjot realisasi APBD, yang hingga kini masih rendah.
Karena kalangan birokrat, tentu lebih paham dengan kondisi yang terjadi di pemerintahan. Termasuk untuk melihat siapa saja pejabat yang dinilai benar-benar mumpuni dalam melaksanakan program kerja dan pembangunan yang telah dicanangkan.
"Namun yang harus diingatkan, Wagubri nanti kita harapkan mampu bekerja sama tidak hanya dengan gubernur, tapi juga dengan legislatif. Selama ini, terkesan terputus," tambahnya.
Tidak hanya itu, Mansyur juga menyatakan dukungannya dengan rencana Gubri, yang akan mengganti pejabat yang berkinerja rendah dan serapan APBD rendah. "Kita dukung Gubernur mengganti dan ini harus dievaluasi cepat. Dan kita harapkan dilakukan sebelum pembahasan APBD Perubahan 2016," pungkas Mansyur.
Seperti dirilis sebelumnya, perihal calon Wagubri tersebut juga sempat disorot Presiden Jokowi. Beberapa saat pelantikan Gubri Andi Rachman di Istana Negara, Presiden juga sempat menanyakan hal itu. Salah satunya adalah terkait dari partai mana calon Wagubri tersebut.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Riau, Kordias Pasaribu, menyatakan siap jika digandeng Gubri untuk bersama-sama membangun Riau.
“Lumrah kan, partai politik mengincar posisi kekuasaan. Karena itu memang menjadi target kegiatan politik. Demikian juga dengan PDIP, kalau memang memungkinkan, kami akan sangat senang jika digandeng Pak Gubernur untuk bersama-sama membangun Riau,” ujarnya, Kamis kemarin.
Meski demikian, Kordias mengakui yang berhak menentukan calon untuk mengisi posisi itu adalah Partai Golkar Riau. Karena itu, Kordias mengaku kalau dirinya lebih bersikap menunggu. Melihat perkembangan sikap Golkar untuk posisi Wagubri.
Menurutnya, dalam situasi Riau yang banyak menghadapi masalah, membangun koalisi adalah pilihan positif yang penting untuk diwujudkan. Kebersamaan menurunya bisa mejadi kunci sukses pengelolaan daerah ini.
“Kalau diajak Golkar berkoalisi tentu kami menyambut senang. Tapi memang semuanya tergantung pada sikap Golkar. Karena Golkar yang berhak menentukan siapa yang menjadi wakil gubernur,” tuturnya. ***