JAKARTA (riaumandiri.co)-Bupati Kampar H Jefry Noer mengatakan untuk mendapatkàn subsidi dari pemerintah pusat sangat sulit.
Kabupaten Kampar sendiri sudah menjalankan seperti apa yang dibuat pemerintah selaku pemerkarsa Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro).
"Kalau bisa hal yang riil saja aplikasinya di lapangan yang disampaikan, karena kalau bicara dengan làhan 1 - 2 hekatare saja di zaman sekarang sangat sulit dimiliki petani belum lagi masalah mengelolanya termasuk permodalannya," kata Bupati Kampar pada sesi tanya jawab dalam acara pertemuan Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture- PISAgro) di gedung Kartika Expo Center Balai Kartini Jakarta, Senin (23/5).
Ditambahkan Bupati, Kabupaten Kampar telah menjalankan dengan program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) hanya dengan lahan 1.000 meter, di lahan itu dikelola ternak sapi sampai enam ekor dapat dikelola urine sapi menjadi pupuk cair.
Lalu kotoran padat mampu dijadikan pupuk juga dan sumber energi biogas kemudian ada juga ternak ayam petelur sampai 100 ekor, ada perikanan dan tanaman pangannya seperti bawang, cabai.
"Dengan mengelola bidang usaha perternakan, perikanan dan pertanian, mampu memberi penghasilan bagi petani sampai puluhan juta belum lagi hasil dari anak sapi setiap tahunnya," ujar Bupati.
Di zaman sekarang ini, lanjut Bupati jangankan memiliki lahan sampai berhektare, untuk satu hingga dua hektar setiap petani saja sudah sangat sulit memilikinya karena modal untuk memiliki lahan itu sangat besar belum lagi biaya untuk mengelolanya.
Tak hanya itu, menutup penyampainnya, Bupati langsung mengundang semua narasumber maupun Kementerian untuk berkunjung ke Kabupaten Kampar agar dapat melihat langsung apa yang telah di buat Kampar dalam memajukan para petaninya.
Menanggapi pertanyaan Bupati Kampar Jefry Noer, Ferry.M.B dari Kementerian Pertanian RI, selaku nara sumber menjelaskan, proses membangun daerah itu idealnya memerlukan Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan mengontrol, mengawasi dan banyak lagì menyakut usaha dan kerjasama sehingga dapat terkontrol dan terarah, usaha yang dikembangkan petani.
Di samping itu, tambah Ferry masih ada petani yang memiliki lahan tidak sedikit dengan tanaman sawit atau karet sampai 10 Ha atau lebih dan lahan pertanian lainnya sampai berhektare, untuk itu nantinya melalui pertemuan ini, dibahas bagaimana mengelola lahan hingga produktif dan mampu memberikan hasil maksimal.
"Apalagi seperti di jelaskan pak Jefry Bupati Kampar tadi, sudah mengelola lahan di RTMPE, yang hanya 1.000 meter di lahan yang sedikit tetapi mampu memberi penghasilan yang banyak, itu sangat bagus, untuk itu ke depan Pak Jefry dapat mengundang dan mengajak kami berkunjung," ungkapnya.
Sementara dari perwakilan Perbankan Sumarno mengatakan sangat berminat sekali dan akan berkunjung ke Kampar dengan membawa uang bersama manager keuangannya untuk meninjau langsung lahan RTMPE.(adv/humas)