Banjir Badang Sibolangit Ulah pembalakan Liar

Rabu, 18 Mei 2016 - 11:14 WIB
Petugas gabungan mengangkat kantong berisi jenazah korban banjir bandang, di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara

MEDAN (riaumandiri.co)-Plt Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi tidak membantah jika telah terjadi pembalakan liar  di kawasan hutan Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Deli Serdang.

Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang terjadi di tempat wisata alam tersebut dan menewaskan 21 pengunjung.

"Saya sudah cek Dinas Kehutanan memang ada ya di hulu, itu di atas berarti kan ada pembalakan liar, apakah mungkin terjadi itu oleh perusahaan atau masyarakat," kata Erry di gedung DPRD Sumut, Selasa (17/5).

Erry menegaskan, jika dalam penelusuran pembalakan liar ditemukan unsur kesengajaan, baik oleh pihak perusahaan maupun masyarakat, maka pihaknya akan menyerahkan hal tersebut kepada penegak hukum.

"Saya sudah minta didalami. Kalau berhubungan dengan masalah hukum kita teruskan ke penegak hukum," ujarnya.
Dalam kunjungan ke posko pencarian Air Terjun Dua Warna, Senin (16/5) kemarin, Erry juga menyebutkan, ada dugaan kuat telah terjadi pembalakan liar di hulu kawasan tersebut.

"Ini kan hujan di atas gunung sedangkan di lokasi kejadian tidak hujan tapi air mengalir demikian derasnya. Ini penyebabnya tidak ada hambatan, termasuk pohon-pohon yang tidak bisa menjaga kondisi tanah," kata Erry.

Erry pun telah meminta Bupati Karo sebagai pemegang wilayah di hulu untuk menelusuri kondisi hutan saat ini. Hal tersebut untuk menghindari kembali terulangnya bencana serupa di waktu yang akan datang.

"Saya juga meminta aparat TNI, polisi untuk memantau pembalakan liar di hulu karena memang ada kemungkinan seperti itu. Banjir itu tidak datang tiba-tiba. Saya harap ini segera ditindaklanjuti seluruh pihak terkait," ujarnya.

Seperti diketahui, banjir bandang menerjang lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Deli Serdang Minggu (15/5) sore. Dalam peristiwa ini 21 pengunjung ditemukan tewas dan lima orang lain masih dinyatakan hilang hingga saat ini. (rpc/pep)

Editor:

Terkini

Terpopuler