TEMBILAHAN (riaumandiri.co)-Rombongan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung lakukan peninjauan kebun kelapa masyarakat yang rusak akibat intrusi air laut di Desa Tanjung Lajau, Kecamatan Kuala Indragiri. Baru-baru ini.
Dari hasil kunjungan itu ditemukan hampir 8.000 hektare kebun masyarakat yang rusak yang akhirnya berdampak pada perekonomian masyarakat yang bertumpu dari hasil perkebunan kelapa tersebut.
Melihat kenyataan itu Sri Fatimah, Ph.D, Dosen dan Peneliti Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung menjelaskan Intrusi air laut telah merampas sumber pencarian para petani.
"Walaupun berbuah tetapi tidak maksimal, buahnya kecil sehingga harganya pun murah," ujar Sri yang merupakan putri kelahiran Tembilahan tersebut.
Lanjutnya, akibat dampak intrusi air laut yang dialami perkebunan masyarakat banyak terdapat pohon kelapa dengan kondisi mengenaskan seperti hidup segan mati pun tak mau, yang sebenarnya berbagai upuya telah dilakukan oleh masyarakat guna mencari jalan keluar mengahadapi masalah ini.
Melihat kondisi yang dialami para petani tersebut, menurutnya terdapat kesalahan dalam desain yang menyebabkan tidak berfungsinya tanggul yang dibuat secara swadaya masyarakat.
Lebih jauh dijelaskannya, perlu Kreatifitas dengan mengerahkan berbagai stakeholder dalam melakukan perbaikan perekonomian agar terealisasi serta dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Karena itu warga Kampung Beringin Desa Lajau harus terus didampingi untuk terus menumbuhkan optimisme mereka untuk bisa lepas dari persoalan ini, bisa bangkit dengan kejayaannya sebagai kota Kelapa yang maju, menggunakan Pendekatan Paradigma Baru," jelasnya.
Sebagai kegiatan awal Sri Fatimah, bersama Tim berhasil mengidentifikasi apa kebutuhan masyarakat Desa Beringin, Tanjung Lajau, yang sangat membutuhkan bantuan perbaikan tanggul untuk memperbaiki 8 ribu hektare kebun yang rusak serta bantuan 20 ribu bibit kelapa dan saprodinya seperti pupuk, pemberantas hama.
"Keberhasilan program yang kami sebut dengan proyek amal ini memang sangat membutuhkan kerjasama yang terpadu, untuk itu kami menghimbau kepada seluruh anak dan kader bangsa untuk dapat memberikan kontribusi pikiran, dukungan material dan sprituil serta untuk melangkah bersama mengatasi persoalan wilayah Lajau yang tergolong rumit dan kompleks," imbuh H Ali seorang petani desa tersebut.
Lanjutnya ia mengharapkan semua unsur dan kekuataan Pemerintah baik pusat maupun daerah, swasta, akademisi dan perguruan tinggi dapat saling bersinergi dalam menghadapi persoalan kebun kelapa masyarakat sekarang ini.(dan)