JAKARTA (riaumandiri.co)-Sejalan dengan komitmennya dalam penyaluran kredit produktif, Bank Riau Kepri melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, Selasa (10/5/2016) lalu.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo dengan Direktur Kredit dan Syariah Bank Riau Kepri Afrial Abdullah. Turut hadir menyaksikan penandatangan tersebut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram.
Bank Riau Kepri menjadi salah satu bank diantara 35 bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) telah direkomendasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi penyalur KUR. Untuk menjadi penyalur KUR tersebut ada berbagai tahapan yang harus dipenuhi oleh Bank Riau Kepri.
Di antaranya, mendapat rekomendasi OJK, membangun SIKP dengan Kemenkeu, membangun sistem informasi dengan perusahaan penjamin, dan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM.
Dalam sambutannya, Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo mengatakan bahwa dari 35 bank dan LKBB tersebut, sebanyak 15 bank telah membangun? online system dengan SIKP dan mendapat rekomendasi dari Kementerian Keuangan untuk menjadi bank penyalur KUR. Sisanya, sebanyak 20 bank dan LKBB sedang dalam proses membangun online system dengan SIKP yang terdapat di Kementrian Keuangan.
"Dengan penandatanganan kerjasama ini, penyaluran KUR melalui bank bertambah menjadi 15 Bank yaitu, Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank BTPN, Bank OCB NISP, May Bank, Bank Artha Graha, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, BPD Yogyakarta, BPD Sulawesi Selatan, BPD Jawa Tengah, BPD Sumatera Utara, Bank Riau Kepri, dan BPD Sumatera Barat,” terangnya.
Braman menambahkan bahwa penandatanganan perjanjian kerjasama ini sebagai titik awal bagi bank penyalur untuk menyalurkan KUR.
Dengan bertambahnya bank penyalur, diharapkan akan mempercepat realisasi penyaluran KUR tahun ini yang mana realisasi penyaluran KUR tahun 2016 sampai dengan 7 Mei 2016 sudah mencapai Rp 39,12 triliun, yang disalurkan kepada 1.640.525 debitur.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menyebutkan, sejak digulirkan pertama pada 2007, KUR sudah berkembang secara pesat. Dari sisi anggaran, bila pada tahun 2007 hanya tersedia Rp27 triliun, kini sudah tersedia mencapai Rp 100-120 triliun.
"Tingkat suku bunga juga terus bergeser hingga masuk ke single digit, yaitu 9 persen. Bahkan, rencananya, tahun depan akan turun lagi menjadi 7 persen", kata Agus.
Bangga
Terpisah, Direktur Kredit dan Syariah Bank Riau Kepri menyatakan, kebanggaannya atas kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan OJK kepada Bank Riau Kepri.
"Berdasarkan Peraturan Mentri Koordinator Bidang Perekonomian RI No 13 Tahun 2015 Pasal 4 ayat 2 menyebutkan, persyaratan sebagai penyalur KUR salah satunya adalah bank yang sehat dan berkinerja baik.
Dengan demikian, ditandatanganinya kerjasama ini menjelaskan bahwa pemerintah dan regulator mengakui kinerja baik Bank Riau Kepri sehingga dipercaya sebagai bank penyalur KUR.
"Dengan adanya perjanjian kerjasama ini tentunya semakin mewujudkan visi dan misi kami (Bank Riau Kepri, red), yakni sebagai perbankan yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan membina serta mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah, karena kredit KUR yang akan disalurkan oleh Bank Riau Kepri yakni KUR Mikro dan KUR Ritel,” lanjut Afrial.
Selain itu, Afrial juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2015 lalu, Bank Riau Kepri telah membangun fundamental Perseroan untuk membentuk budaya kerja produktif melalui beberapa inisiatif kunci yang terstruktur dalam 5 pilar Bank Riau Kepri. Dimana salah satunya di bidang Penyaluran Kredit dengan peningkatan porsi kredit produktif dan UMKM.
Turut juga hadir pada acara penandatanganan tersebut Pemimpin Divisi Mikro Bank Riau Kepri M Azwizar Hendry, Pinbag Mikro Bank Riau Kepri Tengku Rahman Putrayuda, Pemimpin Corporate Secretary Bank Riau Kepri Winovri dan tamu undangan lainnya.(rls/mel)