SIAK (riaumandiri.co)-Persawahan milik petani Kecamatan Sabak Auh, khususnya petani Kampung Belading dan seki-tarnya saat ini mengalami kekeringan. Bukan saja sawah yang kering, namun irigasi atau parit dipersawahan juga kering tak ada air sedikit pun.
Sehingga parit-parit yang ada bukan saja dapat dilintasi para petani dengan mengunakan kaki, namun mobil mereka pun kalau lewat parit tersebut, juga dijamin bisa dan tidakan terpuruk karena saking keringnya.
"Untuk bulan ini sepertinya belum ada gambaran kita untuk menabur benih padi apa lagi menanam padi, karena sawah kami kekeringan. Saking keringnya parit-parit yang ada disawah kami juga ikut.
kering dan dapat dilewati dengan mengunakan mobil diparit-parit tersebut," ungkap Noto, warga Kampung Belading, Selasa (9/5) di depan Kantor UPTD Pertanian dan Holtokultural, Kecamatan Sabak Auh.
Kerena saking keringnya, kata Noto, di sawah para petani sebagian banyak yang retak-retak, jadi jangkan ditanami padi, ditanami sayur-sayuran atau sejenisnya juga belum tentu bisa hidup. Dengan dibuatkannya pompa Air di Sabak Auh, pemerintah tentunya mengharapkan para petani dapat mencoba melakukan penanaman padi dengan sistem IP 200 (satu tahun dua kali).
Senada juga diungkapkan Sadikin, Krani Kampung Belading, petani di Kampungnya waktu tanam rendeng (panen kemarin) banyak sekali yang gagal akibat hama dan khususnya akibat kekeringan.
"Padi milik petani kita kemarin banyak yang gagal alias banyak yang tidak ada isinya (gabuk). Yang biasanya dalam 1 hektare para petani mendapat 5 sampai 6 ton, kemarin hanya dapat 2,5 ton, bahkan ada juga yang tidak dipanen karena padi mereka tidak ada isinya. Yang jelas panen padi kemarin banyak petani kita yang gagal, tapi tidak 100 persen gagalnya, hanya 80 persen," ungkapnya.
Hal itu dibenarkan Penghulu Kampung Belading Muhammad Idris, memang benar petani Belading ketika panen kemarin mengalami kemerosotan akibat kekeringan dan serangan hama.
"Kalau waktu pertumbuhan padi sangat bagus sekali, namun ketika padi sudah mulai mengeluarkan isi (berbuah) sawah petani kekeringan, sehingga padinya tidak ada isinya alias Gabuk,"jelasnya.
Untuk itu, Penghulu berharap, kepada pemerintah bagaimanapun carannya, karena petani di kampungnya memiliki lahan di dua tempat, yang pertama di sebelah Utara sekitar 300 hektare dan kedua di sebelah Selatan 200 hektare, agar dapat sama-sama dialiri air dari pompa air yang sudah ada. Karena selama ini, hanya sawah yang disebelah selatan yang bisa dialiri dari pompa air yang sudah dibangun di kampungnya.
"Untuk itu kalau bisa kami minta satu pipa aliran air dari pompa air yang sudah dibangun dikampung ini untuk disalurkan ke perasawahan di sebelah utara, kerena sawah yang berada disebelah utara juga sangat membutuhkan air tersebut, apa lagi musim kemarau seperti saat ini,"harapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultural Siak Robiati melalui Kepala UPTD Pertanian dan Holtikultural Kecamatan Sabak Auh Mahyulis SP membenarkan bahwa sawah milik petani di Sabak Auh kekeringan. Namun itu bisa diatasi dengan adannya pompanisasi yang sudah ada di Kampung tersebut.(gin)