PEKANBARU (riaumandiri.co)-Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamsol, mengingatkan para siswa SMP sederajat, untuk tidak percaya dan mengabaikan kunci jawaban, jika ditemukan ada yang beredar.
Pihaknya menilai, kunci jawaban tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, yang diduga dilakukan oknum yang tidak jelas pula.
"Percaya dirilah dalam menjawab soal-soal UN, prestasi penting kejujuran lebih penting,
Jangan
jangan percaya dengan tawaran kunci-kunci jawaban dan itu tidak benar, ingat UN (Ujian Nasional, red) bukan penentu kelulusan," ujar Kamsol, Minggu (8/5).
Peringatan itu disampaikannya, seiring azan digelarnya UN tingkat SMP sederajat, yang akan digelar hari ini (Senin, 9/5).
Sesuai data di Dinas Pendidikan Riau, UN tingkat SMP sederajat kali ini akan diikuti 107.921 siswa SMP/MTS/SMP LB/paket C, se-Provinsi Riau. Mereka akan menjalani UN berbasis kertas. Sedangkan sebanyak 1.008 siswa dari Kota Pekanbaru dan Kota Dumai akan mengikuti ujian dengan sistem computer basic test (CBT).
Untuk UN dengan sistem CBT di Kota Pekanbaru, hanya dua sekolah yang melaksanakannya, yakni SMPN 1 Pekanbaru sebanyak 243 siswa dan SMP Cendana Rumbai sebanyak 151 siswa. Sedangkan untuk Kota Dumai, SMPN 2 Dumai sebanyak 254 siswa, SMP Binsus Dumai 152 siswa, dan SMP Santo Tarsicius Dumai sebanyak 208 siswa.
Menurut Kamsol, pihaknya merasa penting kepada seluruh pihak terkait, untuk mengingatkan perihal kemungkinan beredarnya kunci jawaban saat dilaksanakannya UN SMP tersebut. Pasalnya, hal serupa juga pernah terjadi saat digelarnya UN tingkat SMA sederajat, belum lama ini. Kunci jawaban tersebut beredar di beberapa sekolah, yang diduga dilakukan oknum tak bertanggungjawab.
Ditegaskannya, soal-soal UN, baik yang berbasis kertas dan Komputer, untuk masing-masing siswa berbeda dan tidak ada yang sama. Sehingga jika ada kunci jawaban yang beredar, hal itu sama saja memberikan jawaban yang salah, karena berbeda soal dan jawaban.
"Percaya dirilah dalam menjawab soal-soal UN, prestasi penting, tapi kejujuran lebih penting. Jangan percaya dengan tawaran kunci-kunci jawaban dan itu tidak benar, ingat UN bukan penentu kelulusan," ujarnya.
Dijelaskan Kamsol, kelulusan siswa ditetapkan oleh sekolah, dan hasil UN tidak sebagai penentu kelulusan. kelulusan bisa diambil dari akumalasi nilai-njlai yang ada serta penilaian sikap dan prilaku, akhlak dan budi pekerti.
"Bisa saja hasil UN-nya bagus, tapi akhlak nya jelek tidak lulus atau sebaliknya, siswa-siswa yang hasil UN masih di bawah standar minimal bisa mengikuti ujian ulangan. Untuk itu percaya diri saja," ungkap Kamsol.
Sementara itu, untuk rincian jumlah siswa yang mengikuti ujian, SMP/MTS Kota Pekanbaru 16.326 siswa, Kota Dumai 4.617, Kabupaten Kampar 13.079, Rohul 8.650, Kuansing 5228, Inhu 7.022, Inhil 10.827, Rohil 11.416, Meranti 3.308, Bengkalis 10.673 dan Kabupaten Siak 8.048 siswa.
Untuk siswa yang mengikuti UN paket C se Kabupaten Kota sebanyak 3.428 siswa dan SMP LB sebanyak 31 siswa. Sedangkan untuk jumlah sekolah yang SMP/MTS se Kabupaten Kota sebanyak 1.687 sekolah, SMP LB 10 Sekolah dan paket C sebanyak 140 PKBM. (nur)