Siantar (riaumandiri.co)- Meski Simalungun masih dalam status daerah kabupaten, namun tingkat peredaran narkoba dari berbagai jenis sangat tinggi. Ironisnya lagi, hampir di seluruh kalangan, termasuk pelajar sudah terdeteksi menggunakan narkoba.
Menurut Kapolres Simalungun AKBP Yofie Girianto, peredaran narkoba di wilayah hukum yang ia pimpin, sudah setara dengan kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Misalnya saja Medan dan Jakarta. Selain karena harganya cukup terjangkau, peredarannya pun sangat gampang dilakukan. "Penggunanya di wilayah ini tidak hanya bertambah. Tapi setiap orang, dosisnya semakin meningkat. Jadi ini pekerjaan double untuk memberantasnya," terangnya.
Jenis narkoba yang paling banyak beredar di Simalungun adalah sabu-sabu dan ganja. Untuk Sabu-sabu, diperkirakan masuk dari wilayah Tanjungbalai dan Asahan.
Sementara untuk Ganja, masih berasal dari Aceh. "Kedua Narkoba ini sudah masuk ke semua umur. Bahkan dari pantauan kami, lebih sulit menemukan ganja daripada sabu-sabu, meski dari segi harga, sabu-sabu lebih mahal," ungkapnya lagi.
Ditanya menngenai langkah untuk mempersempit peredaran narkoba di Simalungun, pria berpangkat dua melati di pundaknya ini mengatakan hal itu sangat sulit.
Sebab, meski setiap harinya pengedar bahkan bandar narkoba ditangkap, secara otomatis akan lahir pengedar dan bandar narkoba yang baru.
"Narkoba ibarat mesin yang selalu siap mencetak generasi berikutnya. Jadi kunci utama itu adalah kepekaan keluarga terhadap anggoota keluarga lainnya.
Kepedulian masyarakat terhadap tetangganya. jika itu terlaksana, maka mustahil narkoba bisa melebarkan sayapnya," pungkasnya.(bsc/ivi).