BENGKALIS (riaumandiri.co)- Kepala Perum Badan Logistik Sub Divisi Regional Bengkalis, Muhammad Yusuf, menyayangkan masuknya beras dari luar negeri tanpa dokumen resmi karena hal ini akan mempengaruhi harga pasar terutama di daerah Kabupaten Bengkalis. Selain itu juga akan mempengaruhi beras-beras lokal yang beredar di pasaran, karena dari segi harga beras ilegal dijual dengan harga lebih murah.
" Kita sangat menyayangkan masuknya beras ilegal ke Kabupaten Bengkalis ini, karena jelas akan berdampak terhadap harga," ujar MYusuf kepada wartawan, Rabu ( 27/4/2016).
Memang, sejauh ini berdasarkan pantauan Bulog, peredaran beras ilegal tanpa dokumen di Bengkalis masih sangat sedikit sekali sehingga belum berdampak terhadap harga pasar di Negeri Junjungan.
"Secara langsung berdasarkan pantauan kami di lapangan, tidak melihat adanya beras illegal asal malaysia ataupun negara lainnya, tetapi untuk kedepannya kami akan berkoordinasi dengan Disperindag Kabupaten Bengkalis untuk segera mentau kembali," ujarnya.
Selain itu, menurut Yusuf, apabila harga beras merangkak naik, pihaknya akan melakukan koordinasi juga dengan Pemerintah Daerah dan Bulog siap untuk melakukan operasi pasar.
Sejauh ini ketersediaan beras di gudang Bulog Damon Bengkalis ada sekitar 200 ton dan akan masuk lagi 500 ton dalam waktu dekat.
Kemudian Gudang Bulog di Bunga Raya Kabupaten Siak sri Indrapura lebih kurang 150 dan akan masuk lagi sekitar 300 ron. Dengan jumlah yang ada , diperkirakan masih sangat mencukupi.
"Kapasitas gudang kita tidak terlalu banyak. Gudang Bengkalis hanya mampu menampung 800 ton saja dan gudang Bungaraya 500 ton," ujar Yusuf.
Beras yang masuk ke gudang Bulog di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak berasal dari Dumai yang nota benenya beras Pulau Jawa, Sulawesi dan beras impor dari Thailan,Vietnam dan Filipina. (man)