JAKARTA (riaumandiri.co)-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah mengajukan tambahan plafon untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor ritel sebesar Rp6 triliun.
Sebab, hingga April 2016 ini BRI telah menyalurkan sebanyak Rp6,3 triliun untuk KUR ritel, melebihi target perseroan selam 2016 yang sebanyak Rp6 triliun.
Direktur Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BRI Mohammad Irfan menjelaskan, karena target KUR ritel telah terlampaui, maka penyaluran KUR ritel harus dihentikan dulu hingga mendapat tambahan plafon.
"Target KUR retail dari pemerintah Rp 6 triliun, kita udah terlampaui Rp 6,3 triliun. Padahal itu target setahun, Maret udah terlampaui. Makanya kita minta tambahan plafon dari Kemenko. Ya sekitar Rp 6 triliun, untuk retail saja," kata Irfan, di Jakarta, Minggu (24/4).
Dari target KUR BRI sebesar Rp67,5 triliun, rinciannya Rp 61 trilliun untuk KUR mikro, Rp6 triliun untuk KUR ritel dan Rp500 miliar untuk TKI. Dari total realisasi yang mencapai Rp26,987 triliun, realisasi KUR Mikro tercapai lebih dari Rp20 trilliun.
"Sisanya KUR retail yang mencapai Rp6,3 triliun," ujrnya.
Penyaluran KUR BRI yang sebesar Rp26,9 triliun ini dinilai tercepat.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada periode Januari-April 2016, penyaluran KUR di seluruh Indonesia telah mencapai Rp31 triliun dari proyeksi awal sebesar Rp100 triliun.
Menurut Irfan, jika dihitung secara tahunan, target KUR yang pemerintah berikan pada BRI dapat dicapai sekitar November mendatang. Jika diasumsikan selama empat bulan BRI dapat mencapai Rp28 triliun, maka delapan bulan mendatang BRI bisa mencapai Rp84 triliun.
"Perkiraan kalau sampai akhir tahun Rp84 triliun, lebih dari target 67,5 triliun. Kalau dengan ritme kecepatan sekarang target itu bisa tercapai bulan November," ujarnya.(rep/mel)