PEKANBARU(riaumandiri.co)- Warga Jalan Pertanian, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, mengaku resah dengan tumpukan sampah dilokasi pembuangan yang tak pernah diangkut petugas sejak beberapa bulan ini. Akibatnya sampah menjadi menggunung mengeluarkan aroma tak sedap dan dikhawatirkan dapat menggangu kesehatan.
"Setahu saya sampah disini baru dua kali diangkut petugas, setelah itu tak pernah lagi datang sampai sekarang," ujar Si Ot, petugas kebersihan di lokasi sampah di lahan tebing kosong, Jumat,(22/4).
Menyikapi hal itu, menurut Si Ot, yang juga sudah dua tahun menjadi petugas kebersihan, berba gai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah dari masyarakat.
Seperti dengan cara melakukan alternatif lain yakni, dengan membakar sampah-sampah dilokasi pembuangan. Namun usaha itu juga mendapat perlawanan dari warga yang berada persis berdekatan dengan lokasi pembuangan. Menurut warga sekitar asap dari pembakaran menggangu kesehatan, apalagi warga tersebut memiliki anak yang masih kecil.
"Saya sebagai petugas sampah di daerah sini serba salah Bang, luapan emosi warga semua disampaikan ke saya, padahal tugas saya hanya mengangkut sampah dari rumah warga dan membuangnya kesini. Saya bakar warga dekat sini marah, asap dan baunya kemana-mana. Bahkan ada juga yang bilang kalau anaknya sakit asma karena asap. Dibuang ke jurang juga salah, jadi gimana ini, tolonglah petugas angkut sampah disini rutin minimal dua kali seminggu. Kalau bisa ya tiap hariLah Bang," kata Siot.
Kekesalan serupa juga disampaikan Ketua Rukun Warga V, Sadanur, Dia menyebut terkait sam pah yang tak kunjung diangkut sudah banyak menerima laporan dari warga. Sadanur juga mengaku bingung kepada siapa akan melaporkan permasalahan, untuk itu ia berharap kepada instansi terkait agar segera menyelesaikan dan mengangkut sampah- sampah itu sesegera mungkin.
"Tumpukan sampah itu menimbulkan bau tak sedap hingga ke pinggir jalan, saya sering ke lokasi pembuangan sampah dekat lapangan bola kaki itu. Sebelumnya memang pernah diangkut, tapi cuma beberapa kali saja, habis tu tak ada lagi, makanya menggunung. Kami berharap sampah itu diangkutlah, warga saya sudah kesal semua. Karna bila dibakarpun, selain asap, aroma pembakaran juga menggangu warga sekitar," kata Sadanur.
Kepala Dinas Kebersihan dan Kebersihan (DKP) Kota Pekanbaru, Edwin Supradana, dikonfirmasi mengaku, sudah mengetahui adanya tumpukan sampah yang menggunung didaerah yang dimaksud. Sebelumnya, pihaknya sudah pernah mengangkut sampah dilokasi dekat lapangan bola di tebing daerah itu. Namun belakangan ia tak mengetahui lagi, apakah sampah tersebut diangkat atau tidak. Sebab kawasan itu untuk pengangkutan termasuk tugas yang sudah diserahkan kepihak ketiga (PT MIG).
"Kalau bisa itu diangkut saja, tapi jangan dikeruk sampai ke dasar, karena daerah itu jurang. Artinya jangan sampai ketanah-tanah karena sampah itu sudah lama. Sampah yang baru saja yang diangkut," kata Edwin. (Her)Warga Jalan Pertanian, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, mengaku resah dengan tumpukan sampah dilokasi pembuangan yang tak pernah diangkut petugas sejak beberapa bulan ini. Akibatnya sampah menjadi menggunung mengeluarkan aroma tak sedap dan dikhawatirkan dapat menggangu kesehatan.
"Setahu saya sampah disini baru dua kali diangkut petugas, setelah itu tak pernah lagi datang sampai sekarang," ujar Si Ot, petugas kebersihan di lokasi sampah di lahan tebing kosong, Jumat,(22/4).
Menyikapi hal itu, menurut Si Ot, yang juga sudah dua tahun menjadi petugas kebersihan, berba gai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah dari masyarakat.
Seperti dengan cara melakukan alternatif lain yakni, dengan membakar sampah-sampah dilokasi pembuangan. Namun usaha itu juga mendapat perlawanan dari warga yang berada persis berdekatan dengan lokasi pembuangan. Menurut warga sekitar asap dari pembakaran menggangu kesehatan, apalagi warga tersebut memiliki anak yang masih kecil.
"Saya sebagai petugas sampah di daerah sini serba salah Bang, luapan emosi warga semua disampaikan ke saya, padahal tugas saya hanya mengangkut sampah dari rumah warga dan membuangnya kesini. Saya bakar warga dekat sini marah, asap dan baunya kemana-mana. Bahkan ada juga yang bilang kalau anaknya sakit asma karena asap. Dibuang ke jurang juga salah, jadi gimana ini, tolonglah petugas angkut sampah disini rutin minimal dua kali seminggu. Kalau bisa ya tiap hariLah Bang," kata Siot.
Kekesalan serupa juga disampaikan Ketua Rukun Warga V, Sadanur, Dia menyebut terkait sam pah yang tak kunjung diangkut sudah banyak menerima laporan dari warga. Sadanur juga mengaku bingung kepada siapa akan melaporkan permasalahan, untuk itu ia berharap kepada instansi terkait agar segera menyelesaikan dan mengangkut sampah- sampah itu sesegera mungkin.
"Tumpukan sampah itu menimbulkan bau tak sedap hingga ke pinggir jalan, saya sering ke lokasi pembuangan sampah dekat lapangan bola kaki itu. Sebelumnya memang pernah diangkut, tapi cuma beberapa kali saja, habis tu tak ada lagi, makanya menggunung. Kami berharap sampah itu diangkutlah, warga saya sudah kesal semua. Karna bila dibakarpun, selain asap, aroma pembakaran juga menggangu warga sekitar," kata Sadanur.
Kepala Dinas Kebersihan dan Kebersihan (DKP) Kota Pekanbaru, Edwin Supradana, dikonfirmasi mengaku, sudah mengetahui adanya tumpukan sampah yang menggunung didaerah yang dimaksud. Sebelumnya, pihaknya sudah pernah mengangkut sampah dilokasi dekat lapangan bola di tebing daerah itu. Namun belakangan ia tak mengetahui lagi, apakah sampah tersebut diangkat atau tidak. Sebab kawasan itu untuk pengangkutan termasuk tugas yang sudah diserahkan kepihak ketiga (PT MIG).
"Kalau bisa itu diangkut saja, tapi jangan dikeruk sampai ke dasar, karena daerah itu jurang. Artinya jangan sampai ketanah-tanah karena sampah itu sudah lama. Sampah yang baru saja yang diangkut," kata Edwin. (Her)